3 Mahasiswa Unair Ciptakan Smartwatch Anti Kekerasan Seksual
SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Universitas Airlangga Surabaya mendelegasikan 3 mahasiswanya untuk mengikuti ajang bergengsi Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) FAPERTA FAIR 2022 yang diselenggarakan oleh Universitas Nahdlatul Wathan (UNW) Mataram bersama Yayasan Sentosa Foundation.
Tiga mahasiswa tersebut terdiri dari Yulia Rohmawati dari Ilmu Sejarah 2020, Rafida Mumtaz dari Bahasa dan Sastra Indonesia 2019, dan Raselly Elfa Putri dari Bahasa dan Sastra Inggris 2020. Dalam ajang ini, tim LKTI Unair berhasil membawa pulang silver medal.
“ FAPERTA FAIR 2022 kali ini mengusung tema “ Ide dan Inovasi untuk Mewujudkan Indonesia yang Lebih Baik”, oleh karena itu, kami menggagas sebuah ide kreatif berjudul Savwior (Save Our Woman), Smartwatch berbasis A-GPS sebagai Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Indonesia di Era Society 5.0.” ujar Ketua Tim Yulia Rohmawati pada Rabu (20/07/22).
Yulia menjelaskan bahwa jam tangan pintar (smartwatch) tersebut memiliki berbagai fitur yang berfungsi untuk mencegah kekerasan seksual terhadap perempuan. Seperti kamera untuk merekam kejadian secara real time, laser beam untuk mengaburkan pandangan pelaku saat melakukan kekerasan terhadap pengguna atau korban, serta telepon darurat yang terintegrasi dengan pihak berwajib.
“ Ada pula fitur help others untuk meminta bantuan kepada sesama pengguna, dan location point yang mampu mendeteksi titik lokasi korban dengan lebih tepat dan cepat karena smartwatch ini sifatnya fleksibel, praktis dan juga dapat disamarkan sebagai jam tangan biasa, jadi potensi untuk dirampas kayak HP itu kecil,” imbuh Yulia.
Raselly menambahkan, adanya perubahan sistem perlombaan dari daring menjadi luring membawa dampak transisi yang cukup terasa bagi timnya.
“Yang semula skripnya itu bisa lihat di laptop sambil presentasi, ini benar-benar harus presentasi dan dihafalin biar sesuai sama bahan materi. Terus, kita juga harus siap QnA yang berhadapan langsung sama juri. Terkait gerak tubuh itu harus dilatih juga kayak pandangan mata dan body language dari tiap presentator,” ungkap Yulia.
Namun disamping itu, Yulia juga mengatakan bahwa kegiatan luring ini sangat seru karena dapat bertemu, berkenalan dan berbagi secara langsung dengan sesame peserta dalam perlombaan tersebut. Apalagi kegiatan ini berada di luar domisili yang mana menjadi poin plus untuk mereka dapat berekreasi dan mengeksplor banyak tempat disekitar lokasi perlombaan.(iz)