Kemenperin Dorong Pembangunan Ekonomi Industri Halal Dari Pesantren Dengan Santripreneur
JAKARTA, SKO.COM – Indonesia menjadi negara dengan penduduk beragama islam terbanya di dunia. Sudah menjadi suatu keharusan bahwa produk-produk terutama makanan dan minuman harus memiliki sertifikasi halal guna menjamin legalitasnya. Dengan keadaan ini, Kementerian Perindustrian mendorong langkah pembangunan ekonomi industri halal nasional yang terpadu sehingga dapat memenuhi pangsa pasar secara global.
Semua upaya yang dilakukan Kementerian Perindustrian bersama para pemangku kepentingan yang lain tidak lain bertujua untuk menjadikan Indonesia sebagai negara pusat produksi halal dunia pada tahun 2024 mendatang.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Dody Widodo menjelaskan, strategi ini memerlukan kolaborasi yang kuat sehingga bisa memudahkan untuk mewujudkan sasaran yang dituju.
“ Kami optimistis target tersebut akan tercapai, dengan potensi yang dimiliki saat ini, mulai dari inovasi sektor industrinya hingga kompetensi sumber daya manusianya,”ujar Dody pada Selasa (21/12/21) di Jakarta.
Lebih lanjut Sekjen Kemenperin menceritakan, setelah Kemenperin sukses menggelar Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) 2021 yang digelar pada 17 Desember yang lalu, Kemenperin akan melanjutkan kegiatan-kegiatan lainnya dalam rangka kampanye dan promosi halal skala nasional dan internasional bersama dengan sekuruh pemangku ekonomi syariah dan halal di Indonesia.
“IHYA 2021 menjadi langkah awal atau momentum bersama antara pemerintah dengan seluruh stakeholder untuk membangun ekosistem industri halal di Indonesia,” ujarnya.
Dari ajang IHYA 2021 kemarin, mulai muncul banyak inovasi yang berasal dari individu, akademisi, pengusaha serta perusahaan yang kemudian dapat digunakan sebagai masukan guna mengembangkan industri halal yang ada di Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan secara nyata yakni membangun ekosistem industri halal dengan menumbuhkan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren. Kegiatan tersebut sudah dimulai sejak tahun 2013, dan diberi nama Santripreneur. Hingga saat ini, Kemenperin telah membina sebanyak 88 pondok pesantren dengan 12.000 santri yang terlibat.
Lebih lanjut, menurut Sekjen Kemenperin, penguatan wirausaha atau sektor industri kecil dan menengah (IKM) yang akan mengembangan produk halal, juga perlu ditunjang dengan penggunaan teknologi digital. Hal ini dapat memacu kualitas dan produktivitasnya secara lebih efisien sehingga bisa menghasilkan produk yang kompetitif.
Bahkan, guna mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia, selain penguatan industri produk halal, juga perlu dilakukan peningkatan kapasitas produksi produk halal melalui pembentukan Kawasan Industri Halal (KIH), pembentukan zona-zona halal, kemudahan akses pasar dan juga permodahal serta sertifikasi halal yang diperlukan sebagai legalitas produk.
Mengutip Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, perlu optimalisasi faktor-faktor yang mendukung Indonesia menjadi pusat pertumbuhan ekonomi syariah dunia. Pertama, Indonesia merupakan rumah bagi populasi muslim terbesar di dunia (229,6 juta berdasarkan data 2020). Kedua, preferensi dan loyalitas masyarakat terhadap merek produk lokal yang cukup tinggi.
Ketiga, adalah fakta bahwa Indonesia merupakan net exporter produk makanan halal dan fesyen dengan total nilai ekspor masing-masing mencapai USD22,5 miliar USD10,5 miliar. Keempat, meningkatnya investasi di bidang ekonomi syariah. Selanjutnya, konsep ekonomi syariah bersifat universal dan inklusif.
“Kondisi tersebut merupakan cerminan bahwa terdapat ruang dan peluang bagi Indonesia untuk mampu memenuhi kebutuhan domestik yang begitu besar sekaligus menggaet share perdagangan produk halal di tingkat global,” pungkas Dody.