BRIN Rilis Ijin Edar RT-Lamp, Detektor Covid-19 Yang Lebih Murah Dan Cepat Daripada RT-PCR
JAKARTA, PEWARTAPOS.COM – Proses identifikasi keterjangkitan virus covid-19 saat ini mayoritas masih menggunakan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) sebagai metode pengujian standartnya. Metode ini masih membutuhkan waktu lebih dari 1 jam untuk dapat mengetahui hasil identifikasinya. Guna mencari alternatife cara identifikasi covid-19, Pusat Riset Kimia- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merilis hasil riset metode RT-LAMP (Reverse Transcription Loop Mediated Isothermal Amplification).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/3602/2021, RT-LAMP termasuk dalam kategori tes molekuler NAAT (Nucleic Acid Amplification test) bersama-sama dengan Quantitative Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR) dan Tes Cepat Molekuler (TCM), dengan akurasi yang sangat baik.
Hal tersebut disampaikan oleh Peneliti Kimia BRIN, Tjandrawati Mozef pada Rabu (12/01/22) di Serpong. Dalam kesempatan tersebut, Tjandrawati menyampaikan bahwa riset ini sudah dimulai sejak Maret 2020 bersama dengan PT Biosains Medika Indonesia yang pada saat itu akan melakukan komerselisasi produk. Hingga saat ini RT-LAMP telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yakni Kemenkes RI AKD 2030322XXXX. Izin edar produk dengan merek dagang Qi-LAMP-O ini berlaku sampai dengan Januari 2027.
“ Dengan hadirnya nomer ijin edar ini maka kita memiliki alternative alat baru untuk mendeteksi covid-19. Keunggulan RT-LAMP jika dibandingkan dengan RT-PCR selain tidak memerluka alat deteksi PCR yang mahal, harga kit-nya pun lebih murah dengan waktu diagnose hasil kurang dari satu jam dengan hasil se akurat RT-PCR,” papar Tjandrawati.
Perbedaan RT LAMP dengan RT-PCR adalah dalam proses amplifikasi gen target, reaksi RT-LAMP berlangsung secara isothermal atau suhu konstan sehingga tidak memerlukan alat thermocycleratau alat PCR. Invensi RT-LAMP berupa paten terdaftar P00202110865 yang memilikidesain sistem menggunakan 2 gen target ORF dan gen N, 6 set primer, enzim reverse transcriptase, enzim polimerase; dengan sistem deteksi berbasis turbiditas.
Lebih lanjut Tjandrawati juga menegaskan bahwa alat ini telah diuji spesifitasnya terhadap varian covid-19 termasuk jenis baru omicron dan terbukti mampu untuk mendeteksi varian-varian tersebut.
“ Semoga dengan adanya RT-LAMP ini dapat diaplikasikan di tengah masyarakat sehingga dapat membantu program pemerintah dalam hal peningkatan kapasitas testing secara nasional. Selain itu, hasil uji RT-LAMP juga diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternative dokumen persyaratan perjalanan dengan transportasi umum maupun pribadi,” pungkasnya.