Kunjungi Surabaya, LaNyalla : “Bantu Petani Dapatkan Mesin Penggiling Padi”
SURABAYA,PEWARTAPOS.COM -Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah menyiapkan skema pengadaan mesin penggiling padi untuk petani. Sebab, petani kesulitan membeli mesin penggiling dan pengering padi lantaran harganya yang cukup tinggi.
Alhasil, petani memproduksi padinya menjadi beras dengan pola tradisional.
“Produksi padi petani pada umumnya menggunakan penggilingan tradisional, sehingga hasil produksi kualitas beras jauh dari standar berkualitas baik,” kata LaNyalla, di sela kunjungan dapil di Surabaya, Selasa (25/1/2022).
Karena diproduksi menggunakan peralatan seadanya, kualitas beras yang dihasilka terpengaruh. Selain terdapat banyak menir, beras juga cenderung kotor bercampur gabah dan batu kerikil.
“Selain itu, tingkat kadar air yang tinggi menyebabkan beras tidak dapat di simpan terlalu lama. Beras mudah berkutu dan berubah warna menjadi butek. Rasa nasinya berubah dan nasi cepat menjadi basi,” terang LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur itu menilai, pemerintah seharusnya turun tangan membantu petani. Sebab, kualitas beras yang baik tentu akan membuat beras produksi petani juga terserap dengan baik. Dengan begitu, tingkat pendapatan petani juga cenderung membaik.
“Untuk mendukung peningkatan kualitas produksi beras petani, pemerintah semestinya memberikan skema pengadaan mesin penggilingan kecil dan mesin pengering dengan kualitas yang baik dengan harga terjangkau melalui skema pembiayaan yang tidak memberatkan,” ujarnya.
LaNyalla menilai pentingnya penyiapan skema pembiayaan oleh karena boleh jadi harga mesin-mesin tersebut sangat mungkin tidak terjangkau oleh petani kecil.
“Pemerintah perlu membuat skema pengadaan dan pembiayaannya,” saran LaNyalla.
Sebelumnya, Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso mengusulkan, pemerintah memberikan akses pembiayaan bagi pengusaha penggilingan padi di Tanah Air. Pembiayaan tersebut dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi penggilingan padi.
Sebagaimana diketahui, untuk membeli satu unit pengering, dibutuhkan modal sebesar Rp2,5 miliar. Jadi, butuh kredit dengan bunga bukan bunga komersial. Tapi bunga seperti KUR, karena mereka UMKM. Dengan begitu, petani bisa membantu ketersediaan pasokan di pasar.( bur)