Makna Nusantara yang Melekat di Ibukota Negara
SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Tasyakuran keputusan presiden tentang ibu kota negara Nusantara yang dipimpin oleh Wardoyo SH.(Sebagai moderator) Hari Rabu 16 Februari 2022 di RW 8 Kelurahan Medokan Semampir Surabaya.
Yang diikuti oleh sekitar 30 orang laki-laki dan 20 Orang wanita. Dari berbagai elemen yaitu insan media, penggiat budaya, LSM dan masyarakat sekitarnya. Perwakilan dari LSM, Bapak Sugianto LKRI (Lembaga Kedaulatan Rakyat Indonesia) terkait perubahan yang ada pada undang-undang 45.
Sementara itu wakil dari budayawan, Mas Udin Sakera menyampaikan kesejahteraan warga Surabaya sejahtera.
Tidak luput pula salah satu warga Medokan Semampir Timur Dam, Wardoyo SH. menjelaskan kepada media bahwa, Intinya kegiatan ini adalah kirab masyarakat mendokan timur dan rasa bersyukur atas kepemimpinan bapak presiden, tentang ibu kota negara yang bernama Nusantara.
Makna didapat dari kegiatan ini adalah Pertama dengan adanya Ibukota Nusantara ini mengembalikan kejayaan bangsa kita yang memberikan bangsa cita-cita dunia berdoa semoga pindahnya nanti di Kalimantan tepat waktu 2024 itu yang pertama. Yang kedua mengharap kepada KSP yang mana untuk warga Medokan Semampir timur DAM II masa perjuangan di mana perjuangan tanah negara supaya KSB segera menindaklanjuti atas hasil meeting tersebut.
Warga yang menempati tanah negara dan siap mengganti rugi ke negara yang mana yang disampaikan pak Kusnadi anggota DPRD provinsi Jawa timur pada acara audensi di kantor DPRD dengan pak Kusnadi.
Kusnadi mengatakan warga segera untuk mengganti rugi 10% dari NJOP maka dari pak Kusnadi inilah supaya KSP juga memberikan dorongan yang akan memberikan bantuan kepada warga Medokan Semampir timur DAM II .kata Wardoyo SH. yang di kenal selalu enerjik dan humanis di masyarakat.
Dikesempatan yang sama, seorang aktifis jamu tradisional dan terapis, Ibu Nur Saudah mensosialisasi terkait hasil rempah-rempah untuk menjaga kesehatan. Terutama jika massa beban demi untuk pengobatan penanggulangan covid 19 sebagai hasil sumber daya alam dan resep leluhur dari kebesaran Nusantara. Tasyakuran Jalan aman lancar dan kondusif ditutup dengan do’a oleh doa kebudayaan dan do’a keagamaan. Pungkasnya.(*)