Wagub Emil Hadiri Festival Batik Blitar Keren 2022
BLITAR, PEWARTAPOS.COM – Batik menjadi warisan sekaligus ciri khas dari bangsa Indonesia yang dapat menjadi sektor ekonomi bagi masyarakat pembuatnya. Masing-masing jenis batik memiliki bentuk yang estetis dan eksotis dengan proses pengerjaan yang relative rumit, sehingga nilai yang dikandungnya haruslah dihargai dengan sepantasnya.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak saat menghadiri Festival Batik Blitar Keren 2022 yang diselenggarakan pada Minggu (20/03/22) malam di Monumen Perjuangan Pembela Tanah Air (PETA) Kota Blitar.
“ Batik ini bisa menjadi bisa menjadi sektor ekonomi yang menyejahterakan masyarakat. Apalagi pengrajinnya mayoritas adalah ibu-ibu yang biasanya mengerjakan dirumah sambil mengurus anak dan suami dan juga mengerjakan pekerjaan rumah lainnya,” ujar Wagub Emil.
Untuk itu, dibutuhkan langkah-langkah strategis yang dapat menjamin kesejahteraan mereka. Mengingat, usaha yang dicurahkan dalam pengerjaan batik tidaklah sedikit. Apalagi jika yang dibuat adalah batik tulis yang memiliki tingkat kerumitan dan ketelitian yang lebih tinggi.
“Untuk batik-batik dengan teknik pengerjaan tinggi seperti ini, maka kemudian kita harus dapat harga yang premium sehingga nilainya setara dengan usaha yang dikeluarkan. Dengan begitu, kita bisa menjadikan batik sebagai sektor ekonomi yang mensejahterakan bagi para pengrajinnya,” imbuhnya.
Festival ini merupakan rangkaian acara dalam memperingati HUT Kota Blitar ke-116. Yang turut dihadiri oleh Puteri Indonesia 2011, Maria Selena, Ketua Dekranasda Kota Blitar, Ketua Dekranasda Kab. Trenggalek, Ketua Dekranasda Kota Tulungagung, serta Ketua Dekranasda Kota dan Kab. Kediri.
Menurut Wagub Emil, dengan diselenggarakanya festival batik semacam ini, nilai premium batik bisa lebih dikembangakan. Selain itu juga perlu adanya pengklasifikasian batik yang sesuai dengan permintaan pasar sehingga akan memudahkan akses masyarakat untuk membelinya.
“Batik ini bisa dibagi berdasarkan motif dan juga pengerjaan. Jadi pastikan mana yang bisa masuk ke sektor premium, mana yang ke market lain. Harus dikurasi dan didukung oleh pihak-pihak terkait,” tuturnya.
Selain dari kurasi produk yang sesuai, juga diperlukan perubahan pola pikir masyarakat agar menjadi lebih besar dan berkembang yang dapat dimulai dari modifikasi bentuk batik dan produk jadi lainnya dan juga pengenalan yang dilakukan di media sosial.