Bentuk Karakter Dalang Milenial Berbasis Kearifan Lokal, Disbudpar Jatim Gelar Seminar
SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur menggelar Seminar Seni Budaya dengan tema “Membentuk Karakter Dalang Milenial Berbasis Kearifan Lokal” pada Jum’at (08/04/22) siang di UPT Taman Budaya Cak Durasim. Acara tersebut dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Sinarto, S.Kar., MM.
“ Ketika para seniman dalang bertemu dalam forum seperti sekarang ini sangat eman atau disayangkan jika hanya ingin untuk cepat-cepat pulang tanpa membahas suatu substansi yang mendalam. Sangat disayangkan juga bila tidak ada interaksi dan komunikasi untuk saling mengabarkan kondisi di wilayah masing-masing terlebih lagi ini juga dihadiri oleh Pepadi,” ujar Sinarto dalam sambutannya.
Dalam seminar ini Sinarto meminta kepada para peserta seminar untuk membahas persoalan yang dihadapi bersama sekarang ini apa lagi khususnya di dunia perdalangan, dunia seniman, dunia pasar. Termasuk pula sejauh mana persoalan kesenimanan para seniman betul-betul diakui dimulai dari lingkunga terkecil yakni keluarga.
“ Apakah kesenimanan kita dipandang cukup untuk dipandang sebagai pilar kebudayaan ? kecukupannya sejauh mana? Kira-kira sejauh ini kesenian kita cukup nggak untuk tampil sebagai cerminan kehidupan berbangsa dan bernegara kita, tentunya tidak berada dalam koridor yang kaku, secara jawa kita katakan “ dinggo tontonan penak, dinggo tuntunan apik, dinggo tatanan yo iso”,papar Kadisbudpar Sinarto yang juga seorang dalang.
Lebih lanjut Sinarto juga menjelaskan bahwa dalam dunia dalang, Sinarto masih mempercayai bahwa yang menciptakan atau menghidupkan karakter wayang dalam pementasan adalah dalangnya, bukan masyarakat sebagai penikmat bukan pula orang lain.
“ Inilah mengapa peran sentral seorang dalang dalam perwayangan sangat penting. Dalang memberikan aksen yang sangat bagus dalam tokoh tokoh perwayangannya, akhirnya masyarakat mengikuti dan menikmatinya” imbunya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Dr. Suyatno, S. Kar., M.A dari ISI Surakarta yang dalam kesempatan ini di daulat untuk menjadi salah satu narasumber. Dr. Suyatno menjelaskan bahwa jika ditinjau dari semua pelaku pertunjukan, dalang merupakan figure sentral yang menjadi pusat perhatian penonton.
“ Melihat begitu kompleknya pertunjukan wayang, maka dalang memikul tanggung jawab dan tugas yang multiple dimana dalang menjadi sutradara, seniman, stage manajer, actor bahkan juga juru penerang yang menguasai berbagai pengetahuan seperti pengetahuan kenegaraan, politik, ekonomi sosial, budaya, spiritual dan religi,” ungkap Dr. Suyatno.
Dalam melakukan tanggung jawab lakon pewayangannya, seorang dalang sudah tentu memiliki religiustas sebagai identitas diri sebagai Ki Dalang, lebih lebih lagi sebagai dalang pengruwatan. Dipandangn secara religi, dalang di Indonesia khususnya Jawa menganut beberapa agama dan kepercayaan.
Meskipun demikian dalam hal pemahaman tentang budaya wayang antara satu dengan yang lainnya tidak jauh berbeda. Hal ini membuktikan bahwa para dalang selain memiliki pemahaman tentang agama atau kepercayaan juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebudayaan itu sendiri.(iz)