APKASI Bersama Pemkab Dharmasraya Gelar Bimtek Desa Wisata Di Banyuwangi
BANYUWANGI, PEWARTAPOS.COM – Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) bersama dengan Pemerintah Kabupaten Dharmasraya Sumatera Barat menggelar bimbingan teknis (Bimtek) Pengembangan dan Pengelolaan Desa Wisata Berbasis Masyarakar, Potensi Lokal dan Ketahanan Pangan di Banyuwangi pada 2-5 Juni 2022.
Eksekutif APKASI Sarman Simanjorang mengatakan bahwa APKASI berkomitmen memperkuat desa wisata yang dikembangkan oleh pemerintah kabupaten. Kegiatan ini dihadiri oleh 34 Kepala Nagari atau kepala desa dari daerah yang berjulukan Ranah Cati Nan Tigo.
“Pada kesempatan ini kita belajar dari Banyuwangi yang telah lebih dahulu sukses mengembangkan desa wisatanya,” ujar APKASI Sarman Simanjorang saat pembukaan kegiatan di Hotel El Royal Banyuwangi, Kamis (02/06/22).
Salah satu desa wisata di Banyuwangi yang akan menjadi jujukan para peserta adalah Desa Tamansari, Kecamatan Licin. Desa di bawah kaki Gunung Ijen ini berhasil mengembangkan desa wisata berbasis pemberdayaan masyarakat. Tidak hanya mengandalkan keindahan kawah Ijen yang mendunia, namun juga spot-spot indah lainnya mulai dieksplorasi. Mulai areal perkebunan hingga pemandian alam Seruni.
Sarman Simanjorang menyebutkan bahwa kondisi alam di Dharmasraya memiliki potensi yang tak jauh berbeda dengan potensi alam yang ada di Banyuwangi.
“Tinggal kita belajar pengelolaannya. Bagaimana memanfaatkan potensi kita dan memaksimalkan berbagai perangkat yang ada. Seperti media sosial dan lain sebagainya,” terangnya.
Dalam rilis Pemkab Banyuwangi, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang membuka bimtek tersebut menyebutkan bahwa desa wisata di Banyuwangi ini berbasis eco-tourism. Sehingga wisata yang dikembangkan mengedepankan keindahan alam dan keluhuran seni-budaya.
“Kami melibatkan potensi yang ada di tengah masyarakat kita dalam mengembangkan pariwisata. Sehingga rakyat tidak hanya menjadi penonton, tapi juga langsung terlibat dan mendapatkan manfaat secara langsung,” ungkapnya.
Ipuk juga mengemukakan sejumlah hasil riset yang dikeluarkan oleh Mc Kensy tentang pariwisata pasca pandemi. Setelah wabah Covid-19 yang melanda dunia, pariwasata menjadi sektor yang paling terpukul. Paling tidak hingga 2023 kelesuan wisata bisa kembali pulih.
“Namun, wisata yang pulihnya paling cepat adalah wisata yang menyasar wisatawan nusantara dibandingkan dengan yang menyasar wisatawan mancanegara,” terangnya.
Hasil riset tersebut dirasa sesuai dengan kondisi alam Banyuwangi yang berhasil mengembangkan destinasi wisata dengan market wisatawan domestik. Sehingga selama pandemi, meski terdampak namun Banyuwangi dapat segera pulih seiring dengan meredanya pandemi.
Selain obyek wisata, pemerintah desa setempat juga mendorong warganya untuk terlibat dengan menyediakan berbagai fasilitas bagi wisatawan. Seperti membuat homestay, oleh-oleh, souvenir dan aneka kuliner khas. Dari hasil pengelolaan ini membuahkan penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.(iz)