PASURUAN, PEWARTAPOS.COM – Peraih medali perak Olimpiade Seoul 1988, Lilies Handayani, S.H., M.A. ternyata masih terus berkiprah dalam dunia panahan yang digeluti sejak kecil.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Airlangga kelahiran 15 April 1965 itu seolah tidak bisa terpisah dari busur dan anak panah. Namun kali ini sumbangsihnya terhadap cabang panahan diwujudkan dalam bentuk mendirikan sekolah panahan, Lilies Handayani Srikandi Archeri School (LHSAS). Bahkan LHSAS telah memiliki Sanggar Panahan Wilwatikta di Desa Rajeg Pandaaan, Pasuruan.
“Bagaimanapun panahan ibarat nafas kedua saya. Sampai kapanpun saya akan ke lapangan. Rasanya tidak comfort kalau tidak hadir ke lapangan, memegang busur dan anak panah,” aku pegawai Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur itu disela pelaksanaan Kejuaraan Panahan Internal LHSAS di Sanggar Panahan LHSAS Wilwatikta, Pandaan, Pasuruan, Minggu (7/8/2022).
Tujuan kejuaraan itu tentu saja untuk mengukur sampai dimana kemajuan prestasi dari anak didiknya yang kini sudah mencapai 150 an pemanah. “Kejuaraan internal ini sebagai salah satu tolok ukur saja,” kata ibu tiga anak dan nenek dari dua cucu yang lucu-lucu itu.
Peraih puluhan medali emas, perak dan perunggu dari event local hingga internasional itu berharap dengan LHSAS setidaknya mampu melahirkan atlet-atlet panahan yang handal. “Menjadi atlet seperti juga sekolah harus rajin belajar dan berlatih. LHSAS ini membantu atlet sejak nol, yang belum mengerti bagaimana menggunakan busur hingyangga menjadi pemanah yang handal,” kata wanita 57 tahun yang masih terlihat garis-garis kecantikannya di kala muda itu.
Lilies memang tidak sendirian dalam mengelola dan membesarkan LHSAS. Ada Denny Trisyanto, pelatih penahan dan mantan pesilat tangguh yang juga suami tercintanya, juga tiga orang anaknya, Delly, Adit dan Della yang mengelola klub panahan.
“Semoga dengan LHSAS mampu memberikan sumbangsih melahirkan atlet panahan yang berprestasi,” harapnya. (joe)