MOJOKERTO, PEWARTAPOS.COM – Gunung Penanggungan Jawa Timur setelah dilakukan penelitian oleh para peneliti selama bertahun-tahun dilaporkan terdapat hampir 200 cagar budaya yang ada diatas gunung ini.
Demikian dikemukakan Plt Kepala Dinas dan Kebudayaan (Kadisbudpar) Jatim, Sinarto, S.Kar, MM pada pembukaan Festival Penanggungan Jelajah Jalur Kuno “Pawitra Pradaksinapatha” Tahun 2022, Sabtu (13/8/2022) di Ubaya Training Centre (UTC) Trawas Mojokerto.
Kegiatan ini diselenggarakan Pempov Jatim melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bidang Cagar Budaya dan Sejarah. Hadir pada kesempatan itu Sekdaprov Jatim, Adhy Karyono, Ketua Yayasan Ubaya, Anton Prijatno, Pimpinan Ubaya dan pejabat lainnya.
“Temanya sangat luar biasa karena memancing kita untuk mempelajari apa maksud dari tema itu. “Pawitra Pradaksinapatha”. Pawitra konon dalam dunia pewayangan merupakan bagian dari kesucian. Apakah itu bagian dari tempat yang disucikan yang paham tentunya adalah para peneliti. Kami akan melaporkan tema perjalanan yang ada di festival penanggungan,” ujarnya.
Peserta kegiatan ini kata Plt Kadisbudpar Jatim, berasal dari Mapala perguruan tinggi dari Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada Jogja, Universitas Diponegoro semarang, UNS Surakarta, Unair Surabaya, UB malang, UM Malang.
Juga Ubaya Surabaya, UPN Surabaya, UIN Sunan Ampel Surabaya, UMM Malang, UnMuh Sidoarjo, UWK Surabaya, Untag Surabaya, Universitas Maarif Sidoarjo, Komunitas Pelestari Cagar Budaya, Komunitas Jelajah Situs Pawitra, Komunitas Sigarda.
“Kami juga melibatkan masyarakat dari Pokdarwis, Karang Taruna, PKK, se Kecamatan Trawas,” paparnya.
Dari kegiatan ini diharapkan menulis apa yang dilihat, akan dinarasikan melalui media mereka. Semoga dari narasi ini Indonesia dan global semakin mengenal Penanggungan
“Pokdarwis, Karangtaruna dan PKK kedepannya kami minta menjadi penerjemah ketika penanggungan kita angkat derajatnya menjadi perjalanan wisata,” urainya.
Sementara itu Sekdaprov Jatim Adhy Karyono mengemukakan, Gunung Penanggungan Provinsi Jatim dengan nilai budaya yang kuat itu, akan menarik perhatian jika dikemas dengan baik.
“Karena ini sudah tahun kedua, maka kami punya tahapan untuk menjadikan ini sebagai paket wisata religi dan budaya yang premium di Indonesia. Akan kami lanjutkan,” kata Sekdaprov Adhy Karyono.
Tahap berikutnya kata Adhy Karyono, harus sudah bisa dilaunching di digital melalui festival. Teman-teman mahasiswa yang ditugaskan mencari rute mapping dan menulis itu bisa dimasukkan di website.
“Pawitra ini istimewa karena gunung yang disucikan sebelum majapahit. Dan diyakini merupakan tempat persemayaman dewa-dewa serta menjadi acuan bangunan suci Majapahit. Ini sesuatu yang harus diungkap, bukan hanya menarik untuk Indonesia tapi juga Internasional,” ungkapnya. (iz)