JAKARTA, PEWARTAPOS.COM – Industri farmasi menjadi salah satu sektor prioritas pengembangan dalam peta jalan Making Indonesia 4.0. Salah satu upaya transformasi yang dilakukan oleh pemerintah adalah melakukan pengembangan obat melalui pengolahan bahan-bahan baku yang berasal dari alam atau disebut Fitofarmaka dengan membangun House Of Wellnes untuk memproduksi fitofarmaka.
Pemerinta bertekad memacu transfirmasi industri farmasi dalam negeri dari ketergantungan pada bahan baku obat dan obat impor sehingga menjadikan Indonesia lebih mandiri sekaligus memperkuat resiliensi sektor industri kesehatan Indonesia.
“ Seperti yang telah disampaikan oleh Presiden pada Sidang Tahunan MPR pada 16 Agustus kemarin, bahwa hilirisasi dan industrialisasi adalah kunci. Indonesia memiliki kekuatan dan kemampuan mengembangkan obat melalui pengolahan bahan baku alam atau fitofarmaka dengan kekayaan biodiversitas yang mencapai lebih dari 2.800 spesies tanaman obat yang ada di Indonesia,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta pada Topping Of Ceremony House of Wellness Fasilitas Produski Fitofarmaka, Jum’at (19/08/22).
Pembangunan House of Wellnes ini didasari oleh kesulitan pemberian pelayanan kefarmasian bagi masyarakat pada saat pandemic covid melanda. Sementara Indonesia memiliki sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang dapat dioptimalkan untuk mengembangkan industri farmasi dan alat kesehatan yang lebih kuat.
Langkah Kemenperin dalam membangun fasilitas fitofarmaka ini dilakukan di Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Kimia, Farmasi dan Kemasan di Jakarta. Fasilitas ini dibangun melalui pendanaan Surat berharga Syariah Negara dengan tujuan menjadi sarana penumbuhan industri ekstrak, obat herbal terstandar dan khususnya fitofarmaka.
Pada tahun 2022, pemerintah telah menetapkan Formularium Fitofarmaka yang mengakomidasi sekaligus menjadi acuan penggunaan produk-produk fitofarmaka dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
“ Dengan mengakomodasi fitofarmaka sebagai bagian dari sarana pelayanan kesehatan masyarakat, diharapkan penyerapan produk-produk fitofarmaka dapat semakin meningkat, sejalan dengan upaya mendorong Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) melalui pengadaan barang yang bersumber dari APBN/APBD,” papar Menperin.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi menyampaikan bahwa kehadiran House of Wellness ini menjadi sarana bagi Kemenperin untuk membangun berbagai kerja sama dengan melibatkan unsur akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas dan innovator melalui konsep kemitraan yang akuntabel dan partisipatif.
“ Fasilitas ini juga merupakan dukungan kepada konstruksi sistem kesehatan nasional dengan tetap berpedoman pada nilai-nilai kemajuan dan kearifan lokal bangsa Indonesia,” pungkas Doddy.(iz)