SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya bekerjasama dengan Dewan Pendidikan Kota Surabaya (DPS) bakal menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk mencari solusi dalam membangun kesetaraan sekolah negeri dan swasta, terutama di tingkat SD dan SMP di Kota Surabaya.
Ide membangun kesetaraan sekolah negeri dan swasta ini sebenarnya muncul dari Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, ketika melihat permasalahan yang tiap tahun muncul ketika berlangsung Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Setiap tahun ajaran baru di Surabaya selalu terjadi masalah karena kebanyakan orang tua siswa ingin memaksakan anaknya masuk sekolah negeri. Sementara daya tampung sekolah negeri terbatas.
“Kami menggelar FGD ini antara lain untuk mencari masukan, ide-ide, dan mengetahui kondisi di lapangan bagaimana bisa mencapai kesetaraan antara sekolah negeri dan swasta. Agar orang tua siswa tidak lagi terpaku anaknya harus masuk sekolah negeri, tetapi swastapun bisa,” ujar Ketua FGD, drh. Arief Mardijanto, usai rapat panitia di Kantor Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Sabtu (27/8/2022).
Oleh sebab itu, lanjut Arief yang juga dosen Fakultas Kedokteran Hewan di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya itu, peserta FGD nanti adalah para stake holder pendidikan, mulai MKKS, K3S, Komite Sekolah, Wali Murid, media masa selaku pengamat dan pemerhati, sampai juga pengusaha yang selama ini menyumbang kepentingan dunia pendidikan melalui CSR-nya.
“Kami berharap dengan berfikir bersama, bergotong-royong, mencari solusi agar di Surabaya ini tidak ada lagi anak yang pada usia sekolah, tidak bisa sekolah. Sudah tidak ada lagi, minimal bisa mengurangi jumlah yang tidak bisa sekolah tersebut,” katanya.
Untuk waktu pelaksanaan, lanjut mantan anggota DPRD Surabaya di era Walikota Almarhum Poernomo Kasidi itu, diperkirakan awal September 2022. “Kami saat ini sedang koordinasi intens dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya,” begitu jawabnya.
Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ida Widayati, mengatakan, kegiatan FGD yang digelar bersama DPS ini diharapkan akan menghasilkan pemikiran-pemikiran cemerlang untuk mengatasi problem kebutuhan anak sekolah di Surabaya. “Syukur nantinya bisa segera diterapkan dan mampu memberikan solusi untuk kemajuan pendidikan di Kota Surabaya,” ujar wanita murah senyum itu.
Menurut Bu Ida, begitu panggilan akrab perempuan berhijab itu, karena pendidikan menjadi salah satu komponen yang menentukan IPM (Indeks Pembangunan Manusia), selain kesehatan dan ekonomi, maka Pemkot Surabaya sangat konsen terhadap pendidikan, utamanya keberadaan anak-anak usia sekolah.
“Makanya Pak Walikota sangat perhatian betul terhadap pendidikan ini, terutama harapan beliau adalah tidak ada anak usia sekolah yang tidak bisa sekolah,” tegasnya. (joe)