Jatim

Kemenag RI Gelar Kemah Moderasi Beragama

Share Berita:

TRAWAS, PEWARTAPOS.COM – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) menggelar Kemah Moderasi Beragama yang diikuti penyuluh dan pembina masyarakat beragama se-Indonesia. Berlangsung di Ubaya Training Center (UTC) Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Kemah Moderasi Beragama tahun 2022 yang dibuka oleh Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin, Senin (29/8) siang semakin terasa semarak dengan kehadiran Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Sebagai tuan rumah penyelenggaraan kemah penyuluh lintas agama se-Jawa Bali, Gubernur Jatim menjelaskan tentang lokasi perkemahan yang berada di wilayah bumi Mojopahit. Bumi Mojopahit terkenal dengan Sumpah Palapa yang berisi janji Gajah Mada untuk tidak akan memakan buah palapa bila belum berhasil menguasai Nusantara.

Karena itu, gubernur wanita pertama di Jawa Timur ini berharap agar penyuluh agama mampu mengambil ruh semangat dari bumi Mojopahit dengan sumpah palapanya. ” Bawalah ruh Majapahit ini, menjaga kesatuan Indonesia dalam satu nusantara. Menyemai kasih damai, persatuan dan kesatuan Indonesia,” ungkap Khofifah dihadapan 1700 peserta kemah lintas agama se-Jawa Bali ini.

Lebih lanjut Gubernur menjelaskan, keberagaman adalah keniscayaan dan merupakan sunnatulloh. “Keberagaman dan perbedaan adalah rahmat. Maka, antara satu dengan yang lain harus melahirkan kasih. Maka cinta dan kasih yang sejati itu kita bangun melalui persaudaraan dari hati yang paling dalam,” tambahnya.

Melalui perkemahan ini, Gubernur Jatim berharap akan muncul understanding, membangun kesepahaman-kesepahaman baru, akan muncul trust satu dengan yang lain, membangun saling percaya, serta muncul respect antara satu dengan yang lainnya.

Lebih lanjut Gubernur menegaskan, menjadi penting untuk bisa menjalin bentuk-bentuk komunikasi yang sederhana seperti menyimpan nomor telepon pemeluk agama lain. “Belum tentu ketua NU, ketua Muhammadiyah, dan ketua Sinode tahu nomor teleponnya. Betapa sebenarnya bentuk komunikasi yang sederhana itu seringkali tidak terbangun,” ungkapnya.

Khofifah menuturkan, dengan perkemahan yang menghadirkan generasi-generasi muda dari unsur penyuluh lintas agama dan ormas pemuda keagamaan, maka masa depan membangun kesepahaman pemikiran, kesepahaman yang kemudian memberikan kehormatan dan kepercayaan ini tenggang waktunya panjang.

” Jadi, kalau kita mengambil 3 hal, muncul understanding maka tidak mudah salah paham. Ada yang mudah salah paham, ada juga yang memang pahamnya salah. Jangan sampai kemudian pahamnya yang salah,” terang gubernur.

Yang kedua, lanjut Khofifah adalah munculnya trust. “Tidak akan ada saling mempercayai bila ada salah paham,” jelas ia.

Yang ketiga adalah muncul respect. ” Tidak akan ada saling menghormati satu dengan yang lain ketika pahamnya salah,” tambahnya.

Ia berharap dengan miniatur pertemuan ini, dapat membawa nafas Majapahit yang mengenalkan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa, bahwa kebhinnekaan itu memeng harus diikat dalam ke-Indonesiaan, dan loyalitas itu tunggal dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.(*)


Share Berita:
Tags
Show More

Related Articles

Back to top button
Close
Close