PEWARTAPOS.COM, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani menggelar kegiatan “Rek Ayo Rek” (Rekreasi Kader Suroboyo Hebat bareng Cak Eri dan Ning Rini) di Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran, Rabu (7/9/2022). Kegiatan rekreasi ini diikuti oleh 4.875 KSH yang berasal dari Kecamatan Simokerto, Kenjeran, Gununganyar, Jambangan, dan Semampir.
Disana, Cak Eri dan Ning Rini sapaan akrabnya, langsung disambut oleh ribuan KSH. Keduanya, juga mengajak para KSH untuk menikmati hidangan dari UMKM di dalam kawasan THP Kenjeran. Bahkan, Cak Eri dan Ning Rini juga sempat membakar ikan laut untuk disantap bersama para KSH.
Kegiatan perdana “Rek Ayo Rek” ini adalah sebagai bentuk rasa terima kasih Cak Eri dan Ning Rini atas keterlibatan para KSH yang ikut membangun Kota Surabaya. Sebab, para KSH telah menjadi garda terdepan membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran, melalui pendataan warga di tiap RT.
“Saya ingin menghormati siapapun yang bergerak di Kota Surabaya. Alhamdulillah, KSH ini menyelesaikan (pendataan) sampai bulan Agustus 2022, meskipun ada yang kurang tetapi nanti akan diselesaikan. Ini adalah rasa terima kasih kepada para KSH,” kata Cak Eri.
Cak Eri mengaku, ke depannya, ia juga akan menggelar kegiatan serupa bagi Bunda Paud, RT/RW, dan seluruh elemen yang ikut bergerak untuk membantu melakukan pembangunan di Kota Pahlawan. Sebab, untuk saat ini, ajakan “Rek Ayo Rek” masih diberikan kepada para KSH secara bergiliran, agar mereka ikut menciptakan rasa gotong – royong di masing – masing kampung.
“Karena Pemkot Surabaya wajib berterima kasih. Saya berterima kasih kepada seluruh warga Kota Surabaya, karena saya ingin KSH menciptakan rasa gotong – royong di masing – masing kampungnya,” ujarnya.
Sebab, menurutnya, ia ingin merubah kebiasaan warga untuk tidak memamerkan warga yang membutuhkan intervensi didepan publik. Karena saat ini, Pemkot Surabaya tengah menyiapkan sistem pemberian bantuan agar sesuai dan tepat sasaran.
“Ketika ada orang susah di kampung itu, maka orang itu bukan di eksploitasi. Karena ada yang ditunjukkan atau diberitakan itu mereka malu. Kenapa saya tidak pernah datang? Karena saya mencontohkan itu untuk merubah kebiasaan ini, mereka yang membutuhkan bantuan itu perlu dibantu, bukan dieksploitasi,” ungkapnya.
Karenanya, ia meminta seluruh warga Kota Surabaya untuk menghormati sesama, dengan saling berkolaborasi untuk membantu warga yang membutuhkan. “Saya juga tidak mau memberikan bantuan lalu diekspose, karena mereka adalah keluarga saya. Saya berharap, warga Surabaya khususnya para KSH, Bunda Paud, dan lainnya, mari kita merubah mindset kita,” pungkasnya. (*)