SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Rencana pembenahan sepak bola nasional melalui Tim Transformasi Sepak Bola Indonesia yang dilakukan Pemerintah Indonesia bersama FIFA, diharapkan menjadi momentum bangkitnya pembinaan dan prestasi sepak bola kita.
“Ini kesempatan bagus untuk memperbaiki sepak bola kita, terutama system pembinaan hingga kompetisi, sarana dan prasarana. Jangan sia-siakan kesempatan ini,” harap Mohammad Zein Al Hadad, mantan pemain nasional dan juga pelatih di beberapa klub Liga Indonesia, Senin (10/10/2022).
Menurut pemain asal Ampel Surabaya itu, potensi negara kita dengan sekitar 170 juta penduduk, sangat besar peluang mampu melahirkan pemain-pemain sepak bola yang berkualitas dan berprestasi. “Namun selama ini belum terwujud. Tentu ada sesuatu yang salah,” katanya nada tanya.
Sementara Risdianto, mantan pemain nasional era 70-an menyebutkan, kehadiran FIFA di persepakbolaan Tanah Air harus kita sambut baik, namun demikian tetap perlu kedisiplinan, kesungguhan, keseriusan serta kesinambungan dalam menyerap ilmu sepak bola. “Kalau hanya setengah-setengah atau tidak sungguh-sungguh, ya sia-sia juga,” katanya.
Tahun 50-an sepakbola kita sudah mampu mewarnai Asia di era Maulwi Saelan dkk. Tim Merah Putih meraih masa keemasan di bawah arahan pelatih asal Yugoslavia, Toni Pogacnik, yakni tampil di Olimpiade 1956, meraih posisi keempat Asian Games 1954, dan medali perunggu Asian Games 1958. “Ini karena semangat insan sepak bola dan pemain waktu itu luar biasa,” tandas Bang Ris, panggilan akrab pemain asal Pasuruan itu.
Sementara perkembangan campur tangan FIFA dalam menangani pembinaan sepak bola Tanah Air bahkan disampaikan lewat Kepala Negara Republik Indonesia. Bahkan surat FIFA sudah diterima Presiden Joko Widodo sebagai tindak lanjut pembicaraan per telepon dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, 3 Oktober 2022.
“FIFA bersama-sama dengan pemerintah akan membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia dan FIFA akan berkantor di Indonesia selama proses-proses tersebut,” ujar Presiden Jokowi dalam pernyataan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (7/10/2022).
Selain itu, dalam surat tersebut juga disampaikan bahwa sepak bola Indonesia tidak dikenakan sanksi oleh FIFA terkait tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). “Berdasarkan surat tersebut, alhamdulillah sepak bola Indonesia tidak dikenakan sanksi oleh FIFA,” imbuh Presiden Jokowi.
Selanjutnya, Kepala Negara memaparkan bahwa akan dilakukan langkah-langkah kolaborasi antara FIFA, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), dan pemerintah Indonesia untuk membangun standar keamanan stadion di seluruh stadion yang ada di Indonesia.
Memformulasikan standar protokol dan prosedur pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian berdasarkan standar keamanan internasional dan melakukan sosialisasi dan diskusi dengan klub-klub bola di Indonesia, termasuk perwakilan suporter untuk mendapatkan saran dan masukan serta komitmen bersama.
Mengatur jadwal pertandingan yang memperhitungkan potensi-potensi risiko yang ada, serta menghadirkan pendampingan dari para ahli di bidangnya.
Di akhir pernyataannya, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa Presiden FIFA, Gianni Infantino, juga akan berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat. “Nanti, Presiden FIFA akan datang ke Indonesia pada Oktober atau November untuk berdiskusi dengan pemerintah,” tandasnya. (joe/BPMI Setpres)