Sarjana IAIN Madura Sukses Buka Usaha Membatik di Pamekasan
PAMEKASAN, PEWARTAPOS.COM – Fathor Rohman, warga Dusun Banyumas, Desa Kelampar, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, merupakan seorang pengrajin batik tulis khas Pamekasan.
Pria yang akrab disapa Paonk bukanlah orang sembarangan, melainkan lulusan Sarjana Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri Madura (IAIN Madura).
Pemuda kelahiran 1995 ini sudah memiliki istri, yang juga sama-sama lulusan sarjana di Universitas Islam Madura (UIM Pamekasan).
Keduanya juga pernah aktif di organisasi ekstra kampus yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat IAIN Madura dan Komisariat UIM Pamekasan pada masanya.
Pemuda berusia 27 tahun ini memiliki jiwa kemandirian yang sangat tinggi. Sejak duduk di bangku Madrasah Aliyah (MA), dia sudah gemar membatik hingga sekarang.
Disela-sela kesibukan menjadi seorang guru honorer di Sekolah Dasar Negeri Karang Anyar 1 Kecamatan Proppo, Pemuda ini juga membuka butik batik di Pasar Tradisional 17 Agustus dan Pasar Kolpajung. Selain itu, dia membuka lapak di media online seperti Facebook, Whatsapp dan Tokopedia.
“Butik saya dikasih nama Paonk Batik, baik offline maupun online,” ujar pengraji batik tulis Pamekasan, Selasa (18/10/2022).
Kata dia, usaha yang dirintis oleh kedua orang tuanya itu, saat ini telah memiliki tujuh karyawan dengan gaji yang beragam.
“Paonk Batik mempunyai 7 orang pengrajin, yang gajinya itu tidak sama ada yang gaji harian, mingguan, dan bulanan,” ungkapnya.
Dalam sehari, lanjut dia, pihaknya mampu membuat dua puluh lembar batik tulis. Dua puluh lembar batik tersebut tergolong dalam batik biasa. Akan tetapi, untuk batik yang tergolong dalam kategori batik istimewa, dirinya mampu membuat lima lembar dalam sehari.
“Banyak motif batik yang kami rilis. Mulai dari batik sapu jagat, kacong ceping, batik bangsawan, batik marlena, dan batik tiga dimensi. Tapi yang paling terkenal itu batik sapu jagat,” tutur Paonk.
Paonk batik memiliki banyak keunggulan, mulai dari variasi warna, motif, dan kain. Bahkan harganya pun relatif murah, mulai dari harga 80 ribu sampai harga 10 juta.
“Jadi omzet Paonk Batik ini setiap bulannya kalau ada pesanan sampai mencapai 10 juta tapi sebaliknya, kalau tidak ada pesanan itu cuma 5 juta tapi setiap harinya itu pasti ada pembeli,” ungkapnya.
Dia mengaku, bahwa sejauh ini, Paonk Batik telah banyak mengikuti pameran dalam event besar. Mulai dari Pameran di Hotel Front One dan MTQ Jawa Timur XXIX 2021 di Kabupaten Pamekasan.
“Harapan saya terhadap kalangan pemuda untuk bagaimana gemar mengkoleksi batik tulis ini, karena sasaran utama saya kalangan pemuda ini bisa memakai batik tulis seperti kalau ada acara formal dan informal, kalau pemuda ini memakai batik pasti lebih gagah dan berwibawa,” pungkasnya. (fik)