BARU-BARU ini official Porwanas XIII 2022 PWI Jatim mengunjungi Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap milik Pemprov Jawa Timur yang dikelola Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). Kunjungan dua kali itu untuk survey lokasi dan mengantar peserta lomba karya tulis dan foto jurnalistik yang diikuti oleh wartawan dari 26 provinsi.
Selain ke pelabuhan perikanan, kami mengunjungi Clungup Mangrove Conservasion (CMC) yang juga menjadi obyek penulisan dan obyek foto yang dilombakan. Ada Pekerjaan Rumah (PR) yang semestinya segera diselesaikan oleh DKP yaitu mangkraknya Coldstorage di Pondokdadap, Sendang Biru sejak selesai dibangun tahun 2018.
Namanya cukup keren Integrated Cold Storage (ICS) Pondokdadap Fishing Port dibangun tahun 2017 dengan anggaran APBN lebih dari RP 15 miliar. ICS yang dibangun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) itu, saat ini kondisinya mengenaskan. Sejak dibangun hingga sekarang coldstorage yang dihibahkan kepada Pemprov Jawa Timur Maret 2018 berkapasitas 100 ton itu mangkrak di halaman Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap, Dusun Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang.
Coldstorage di atas lahan seluas 2.926 m2 itu dioperasikan dengan sistem kompresi uap amonia yang ditengarai boros listrik. Selain dilengkapi ruang pemrosesan ikan, juga mempunyai ruang pembekuan atau Air Blast Frezeer (ABF) sebanyak dua unit. Kapasitasnya 5 ton dengan kecepatan dingin prima hingga minus 18 derajat, serta dua ruang pendingin yang dapat menampung 100 ton ikan. Jika terjadi kebocoran amonia walaupun kemungkinannya kecil hal itu membahayakan dan sistem ini diangap tidak ramah lingkungan.
Awalnya Coldstorage pada umumnya menggunakan freon 22 dan sudah banyak ditinggalkan. Sekarang ini banyak menggunakan freon 404 atau freon 407 atau beralih ke freon 4010 yang lebih ramah lingkungan dan direkom oleh aturan global. Biaya operasionalnya lebih murah tetapi kecepatan pembekuannya (ABF) kalah dengan amoniak.
Kehadiran Coldstorage di Sendang Biru sebetulnya sangat dibutuhkan oleh masyarakat nelayan, mengingat produksi ikan tuna, cakalang dan tongkol di Pondokdadap berlimpah. Data yang diperoleh dari kantor PPP Pondokdadap hasil produksi khusus tuna dalam tiga tahun selalu meningkat signifikan.
Pada 2019, produksi tuna mencapai 1,622 juta ton dengan nilai Rp 47,047 miliar, produksinya melesat tahun 2021 mencapai 1,987 juta ton dengan nilai Rp 57,459 miliar. Mayoritas ikan tuna tersebut dikirim dalam bentuk segar (beku) ke Surabaya dan Bali, serta sebagian diekspor ke Eropa dan Jepang. Ikan produksi nelayan yang disimpan di coldstorage diyakini akan tetap stabil harganya jika musim paceklik ikan.
Biaya sewa mahal
Awalnya banyak yang berharap coldstorage Pondokdadap tersebut dapat disewa oleh nelayan lokal maupun pendatang dengan harga terjangkau. Warga sekitar juga sangat antusias dengan adanya gudang beku terintegrasi tersebut yang diharapkan dapat bermanfaat sebagai lapangan kerja baru berbasis pemberdayaan masyarakat dan diprediksi dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Selain perorangan, koperasi nelayan KUD Mina Jaya dianggap mampu mengelola coldstorage tersebut.
Keberhasilan usaha KUD Mina Jaya patut diapresiasi selain sukses menyelenggarakan lelang ikan di TPI Pondokdadap, juga menjadi andalan menyalurkan solar subsidi (SPBN) yang melayani 649 kapal berbagai jenis seperti Jukung, slerek, purse seine dan sekoci milik 649 nelayan lokal dan 159 nelayan andon (pendatang). Selain itu, KUD Mina Jaya memiliki usaha coldstorage kerjasama dengan Permkab Malang di Turen, juga usaha air bersih untuk kebutuhan kapal nelayan yang melaut rata-rata lebih dari satu minggu.
Akan tetapi semua harapan itu pupus setelah Pemprov Jawa Timur melalui UPT (Unit Pelaksana Tugas) PPP Pondokdadap mematok harga sewa Rp 400 juta per tahun. Harga tersebut dinilai sangat mahal. Sebagai pembanding harga sewa coldstorage di Turen per kg Rp 2.300 sampai dengan 20 hari, setelah 20 hari dikenakan tambahan harga per kg Rp 40.
Kendala lain yang dihadapi calon penyewa yaitu akses jalan dari Turen ke Pondokdadap yang sempit dan berkelok-kelok kurang lebih sepanjang 50 Km sehingga sulit dilalui reefer container 20 ton. Kapasitas angkut 20 ton per hari itu bisa dijadikan asumsi penyewa memperoleh keutungan jika mengoperasikan ICS Pondokdadap. Selama ini untuk efisiensi hasil tangkapan nelayan setelah dilelang diangkut menggunakan truk berpendingin (thermoking) roda 6 kapasitas 5 ton ke berbagai tujuan.
Jalur Lingkar Selatan (JLS) dari Balekambang ke Bajulmati di Kecamatan Gajahrejo dan tembus Kabupaten Blitar sepanjang 18 Km sebetulnya sudah bisa dilalui, akan tetapi ada kerusakan sekitar 400 meter di sisi Balekambang yang tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan berat. Sementara lokasi PPP Pondokdadap dengan JLS Malang Selatan tidak jauh hanya sekitar 3 Km.
Kondisi jalan yang sempit tidak memungkinkan untuk dilalui container 20 feet. Dibutuhkan sinergi antara Pemprov Jawa Timur dan Kabupaten Malang untuk mengatasi kendala infrastruktur khususnya jalan koneksi dari PPP Pondokdadap menuju JLS. ***
Penulis adalah Ketua Forum Masyarakat Kelautan, Maritim, Perikanan, dan Dewan Pakar PWI Jawa Timur.