Selain Brem Ada Krupuk Lempeng, Makanan Khas Asli Dari Kabupaten Madiun
MADIUN, PEWARTAPOS.COM – Kabupaten Madiun selain disebut sebagai Kota Brem juga berjuluk Madiun Kampung Pesilat sebagai identitas wilayah yang sudah di kenal hingga ke manca negara. Pun, begitu pecel juga salah satu makanan khas Madiun yang tidak kalah kondang juga kerupuk puli atau biasa disebut kerupuk lempeng.
Jarianto, mengatakan, krupuk lempeng sudah ada sejak dari jaman ke jaman hingga sekarang sebagai makanan saji dan pelengkap nasi pecel. Selain rasanya yang sangat gurih dan renyah, kerupuk lempeng banyak di kenal dan disukai banyak orang untuk oleh oleh atau sekedar hidangan ringan saat santai.
“Lempeng Madiun lebih gurih dan renyah dan itu menjadi ciri khas yang membedakan kerupuk lempeng dari daerah lain,” kata Jarianto, warga Dusun Slambur 1, Desa Slambur, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jum’at (1/12/2022).
Jarianto, salah satu pemilik home industri kerupuk lempeng di wilayah Madiun selatan, mengungkapkan, untuk mendapatkan hasil lempeng yang baik, ada beberapa tahapan mulai dari meracik adonan dari tepung, memasak, menggiling hingga pengeringan yang dilakukan secara menual.
“Yang tidak kalah penting, adonan bumbu dan penyedap rasa yang konsisten. Karena setiap pabrik kerupuk lempeng memiliki ciri khas rasa yang berbeda beda,” ungkapnya saat ditemui beberapa awak media di rumah produksinya di Dusun Slambur 1.
- Proses pengeringan krupuk lempeng di rumah warga pemilik home industri.
Dia, mengaku meski hanya dikerjakan secara manual, pemasaran kerupuk lempeng miliknya mampu memenuhi kebutuhan pedagang di pasar pasar di Kabupaten Madiun atau sesuai pesanan dengan omset mencapai 1,5 juta setiap 1 kwintal atau satu kali produksi.
“Cuaca sangat berpengaruh untuk hasil produksi. Karena penjemuran kita masih mengandalkan panas matahari. Rata rata satu kali produksi bisa 1 kwintal jika di uangkan senilai 1,5 juta rupiah,” ujar Jarianto.
Sementara untuk eceran, kerupuk lempeng bisa dibeli secara kemasan atau bal sesuai kebutuhan. Setiap 1 bal dipatok harga 40 ribu rupiah. “Untuk eceran 1 bal berat 2,5 Kg harganya 40 ribu rupiah. Biasanya toko toko atau pedagang keliling yang mengambil,” terangnya.
Menurutnya, untuk memenuhi target produksi, usaha turun temurun kerupuk lempeng miliknya, Jarianto dibantu empat orang karyawan yang berasal dari tetangga sekitar. “Saya dibantu empat karyawan mulai dari menggiling, cetak, penjemuran hingga pengemasan,” tuturnya.
Selain diperdagangkan di pasar dan toko, kerupuk lempeng kerap dipajang di pameran pameran UMKM yang digelar Pemkab Madiun seperi kegiatan rutin Bupati Madiun, Bakti Sosial Terpadu (BST) sebagai produksi UMKM unggulan Desa Slambur.
Dia, berharap ada bantuan dari pemerintah untuk mendapatkan alat pengeringan atau mesin open. “Karena saat musim hujan kerap menjadi kendala. Sehingga target produksi dan kebutuhan konsumen menjadi berkurang,” harap Jarianto.
Kegiatan Bakti Sosial Terpadu (BST) ke 3 di laksanakan di Desa Slambur, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. Bupati Madiun, Ahmad Dawami, melaksanakan kerja bakti, bedah rumah dan olah raga bersama. Bupati juga meninjau pelayanan umum dan bazar UMKM bersama Ketua PKK Kabupaten Madiun. (mun).