GRESIK, PEWARTAPOS.COM – Keturunan dari Kyai Tumenggung Poesponegoro, Bupati Gresik 1, melakukan konsolidasi sekaligus ‘mengumpulkan balung pisah’ (mengumpulkan kembali saudara-saudara maupun kerabat) yang digagas pengurus Yayasan Keluarga Besar (KB) Kyai Tumengnggung Poesponegoro dalam bentuk ta’aruf (perkenalan) dan buka puasa bersama di Pendopo K.T. Poesponegoro, Pusoro Katemenggungan, Jl.Malik Ibrahim, Kecamatan Sukolilo, Kota Gresik, Minggu (16/4/2023).
“Selain kita mengumpulkan dan silaturahim bersama saudara-saudara maupun kerabat dari keturunan Kyai Tumenggung Poesponegoro, kita juga akan melakukan buka puasa bersama sekaligus membahas pelantikan pengurus Yayasan KB Kyai Tumenggung Poesponegoro,” ujar Ketua Umum Yayasan KB Kyai Tumenggung Poesponegoro, Prof. Dr.K.Ng.H.Imron Arifin, M.Pd, kepada pewartapos.com, Selasa (11/4/2023).
Kyai Tumenggung Pusponegoro I menjabat Bupati Gresik Tahun 1669-1732, setelah wafat beliau dimakamkan di Kompleks Makam Poesponegoro yang juga dikenal dengan nama Kompleks Makam Gapuro Sukolilo atau Kompleks Makam Asmarataka di Jl. Malik Ibrahim, Sukolilo, Gresik.
Seluruh bentuk bangunan makam yang ada di dalam kompleks tersebut cenderung berarsitektur kuno dan terbuat dari batu putih, berjirat tinggi dan masif dengan bentuk nisan berbentuk dasar kurawal.
Makam Tumenggung Poesponegoro dikelilingi oleh banyak makam karabat dan pengikutnya yang meskipun tidak setinggi dan seunik makam raja-raja Jawa, namun di sini banyak terdapat batu nisan dengan pahatan halus serta dihiasi prasasti atau batu bertulis aksara jawa sehingga memberi nuansa etnik yang kental.
Pembeda Makam Tumenggung Poesponegoro dengan makam-makam lain yang ada di kompleks makam yang luasnya sekitar 5.000 meter persegi itu, antara lain dihiasi gapura paduraksa, tepat di depan cungkup makam dengan dua baris tulisan berhuruf arab di atas, dan dua baris tulisan dengan aksara Jawa di bawahnya. Lalu sebaris tulisan berhuruf latin berbunyi Makam Poespo Negoro.
Makam Tumenggung Poesponegoro berada dalam sebuah bangunan berdinding tebal dengan lubang masuk rendah yang membuat orang harus membungkuk untuk masuk ke dalamnya. Mengandung arti keberadaban dan sopan santun yang tinggi.
“Kami ingin merawat sebaik mungkin Kompleks Makam Tumenggung Poesponegoro ini agar putro wayah selalu ingat dengan leluhurnya dan mendoakan kepada Allah SWT agar diampuni dosa-dosanya dan diberi tempat yang layak disisi NYA,” lanjut Guru Besar Universitas Negeri Malang itu. (joe)