Peringati Hari Guru, SMP PGRI 1 Buduran Peduli Sosial
SIDOARJO,SKO.COM – Memperingati HGN (Hari Guru Nasional) tahun 2020 dan HUT ke-75 PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), SMP PGRI 1 Buduran, Sidoarjo menyelenggarakan serangkaian kegiatan. Di antaranya: bakti sosial (baksos), apresiasi peserta didik berprestasi, tukar kado, kreativitas karya peserta didik, dan acara puncak HGN dan HUT PGRI.
Acara diikuti oleh para pendidik dan tenaga kependidikan SMP PGRI 1 Buduran, serta para mahasiswa magang dari Universitas PGRI Adibuana (Unipa) Surabaya. Bahkan juga dihadiri oleh pendiri SMP PGRI 1 Buduran, Drs. H. Abdul Sjukur, MM, yang pada acara tersebut mendapat kehormatan, dengan penganugerahan “Mahaguru SMP PGRI 1 Buduran”.
Bakti sosial dilaksanakan dengan cara menghimpun dana/donasi dari para pendidik dan tenaga kependidikan secara sukarela, serta pihak sekolah untuk menyantuni warga masyarakat yang tidak mampu. Di antaranya orangtua dan peserta didik SMP PGRI 1 Buduran yang tidak mampu, serta anak-anak panti asuhan tetangga sekolahan. Donasi yang terkumpul, selanjutnya diserahkan kepada yang berhak.
“Selain memberikan bantuan kepada warga masyarakat yang tidak mampu, kami juga memberikan hadiah khusus kepada peserta didik yang berprestasi. Dengan harapan, tidak saja mengembangkan rasa peduli sosial, tapi juga memberikan apresiasi,”kata Kepala SMP PGRI 1 Buduran, Indrajayanti Ratnaningsih, S.Si, M.Pd di sela-sela acara puncak peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-75 PGRI di Aula Pandan Wangi SMP PGRI 1 Buduran, Rabu (25/11/2020).
Terdapat 7 orang peserta didik yang orangtuanya tidak mampu, yang mendapatkan bantuan pembayaran SPP masing-masing satu bulan. Sedangkan peserta didik berprestasi yang mendapat hadiah apresiasi yaitu: Mohammad Zacky Hafiansyah dan Citra Indah Rawinata, mendapat bantuan pembayaran SPP masing-masing tiga bulan. Selain itu, juga memberikan santunan kepada anak-anak yatim piatu.
Dalam sambutannya, Kepala SMP PGRI 1 Buduran mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 ini, Allah menunjukkan bahwa peran guru tidak bisa tergantikan dengan apa pun. Orang tua dan peserta didik menjadi bingung dan stres. Pembelajaran terkendala oleh wabah Virus Corona. Akibatnya kedisiplinan anak-anak tidak sebaik saat pembelajaran bersama guru di sekolah pada masa normal.
“Mendikbud pernah menyampaikan bahwa figur guru harus tetap hadir dalam pembelajaran, baik daring maupun luring. Sesungguhnya, yang terpenting bukanlah penguasaan materi pelajaran. Namun, apa-apa yang bisa ditiru oleh anak-anak dari sang guru. Khususnya tutur kata, sikap, dan perilaku atau budi pekerti,”katanya.
Menurutnya, mendidik itu tidak sama dan tidak semudah mengajar. Mendidik itu memerlukan ketulusan hati dan mendekati perasaan peserta didik. Terlebih pada masa pandemi Covid-19, yang hilang adalah moment-moment penting pembelajaran agar anak-anak menjadi manusia mandiri. Yaitu berupa rutinitas pembiasaan yang positif, yang selanjutnya menjadi budaya, dalam penanaman karakter/watak peserta didik.
Pada acara tersebut juga disampaikan sambutan Ketua Umum PB PGRI, Prof. Dr. Unifah Rosjidi, M.Pd bertema “Dedikasi PGRI untuk NKRI”, yang dibacakan oleh Dra. Lasmi. Dilanjutkan dengan yel-yel bersama “PGRI”. Sebelumnya, juga dinyanyikan bersama lagu kebangsaan Indonesia Raya, lagu Dirgahayu (Hymne) PGRI, lagu Mars PGRI.
Untuk melibatkan para peserta didik dalam kegiatan, SMP PGRI 1 Buduran juga memberi tugas kepada mereka untuk membuat karya kreativitas ucapan Hari Guru Nasional tahun 2020 dan HUT ke-75 PGRI. Diikuti oleh peserta didik kelas VII, VIII, dan IX, sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing. Bisa berupa: naskah puisi (geguritan), baca puisi (geguritan), poster, gambar, menyanyikan lagu, artikel kecil atau essay, video testimoni, dsb.
Karya-karya tersebut dihimpun oleh para wali kelas. Karya-karya terbaik diunggah di media sosial dan IG SMP PGRI 1 Buduran, dan ditampilkan saat puncak acara Peringatan Hari Guru Nasional tahun 2020 dan HUT ke-75 PGRI di SMP PGRI 1 Buduran. Juga, ditampilkan video kreatif karya para alumni SMP PGRI 1 Buduran, yang mayoritas didominasi oleh para mantan pengurus OSIS.
Bertepatan dengan acara puncak tersebut, semua peserta didik kelas VII, VIII, dan IX ditugasi untuk membuat artikel bertema “Guru”, minimal satu halaman. Karya-karya artikel terbaik akan dibukukan sebagai wujud Gerakan Budaya Literasi. ( * )