TULUNGAGUNG, PEWARTAPOS.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung berupaya melakukan pencegahan virus hepatitis B melalui program screening Virus Hepatitis B surface antigen (HBsAg) yang dilaksanakan sejak awal semester pertama tahun 2023, melalui UPT Puskesmas dan para kader kesehatan.
Mendekati pertengahan tahun 2023, Dinkes Tulungagung melakukan evaluasi atas capaian target program tersebut selama satu semester, sebagai tolok ukur pengendalian penularan hepatitis B di wilayah Kabupaten Tulungagung.
Kabid P2P Dinas Kesehatan Tulungagung, Didik Eka Putra, melalui Pengelola Program Virus Hepatitis B, Candra Idawati, mengatakan, dalam pencapaian deteksi dini, Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung sudah menargetkan tahun 2023 ini di angka 30 hingga 40 persen, kemudian yang 50 persen ditargetkan untuk semester pertama.
“Sekitar 15.000 proyeksi di Tulungagung, sampai saat ini kita sudah melakukan 30 persen lebih deteksi dini, dari 50 persen yang ditagetkan di semester awal,” ucapnya, Kamis (22/6/2023).
Candra menjelaskan, kendala belum tercapainya target, salah satunya karena ada beberapa instansi dibawah naungan Dinkes yang belum memberikan laporan. Sehingga, data yang sudah divalidasi di tingkat Kabupaten masih belum mewakili keseluruhan Wilayah Kabupaten Tulungagung.
Ditambahkan Candra, bilamana semua instansi sudah mengirimkan semua laporan diakhir bulan, maka pencapaian deteksi dini dari Dinkes akan mendekati target 50 persen di awal semester.
”Memang ada 10 persen layanan yang belum mengirimkan laporan tepat waktu otomatis laporan yang kita tarik ditingkat kabupaten pun juga terpengaruh, jika semua layanan sudah mengirimkan laporannya diakhir bulan maka capaian kita sudah mendekati dari yang ditargetkan,” tambahnya
Lebih lanjut, Candra memaparkan, positivity rate yang ditemukan dari 30 persen screening yang telah divalidasi untuk sementara tidak lebih dari 1 persen. Yakni, terdapat 49 orang dari ibu hamil positiv mengidap virus hepatitis B.
“Capaian ibu hamil yang terjangkit virus hepatitis B dari yang di screening 30 persen, kita 49 orang. Jika kita hitung positivity rate tidak sampai 1 persen, menurut informasi dari Dinkes Provinsi kecenderungan positivity rate terhadap virus hepatitis B di wilayah selatan provinsi Jawa timur lebih rendah dibandingkan wilayah lain,” pungkasnya. (dik)