MADINAH, PEWARTAPOS.COM – Masyhur, keberadaan Masjid Nabawi memiliki keistimewaan dibanding masjid-masjid lainnya. Salat di sini, bernilai 1000 kali lipat salat di masjid lainnya, selain Masjidil Haram di Makkah.
Selain Nabawi, ada masjid lain yang juga mempunyai keistimewaan, yaitu Masjid Quba. Diriwayatkan dari Ibn Majah dengan Sanad yang shahih, “Siapa bersuci dari rumahnya, lalu datang ke Masjid Quba dan salat, baginya ganjaran seperti pahala umrah.”
Dua masjid istimewa itu kini terhubung dengan pedestrian (jalur pejalan kaki). Jarak di antara keduanya sekitar 3,1 km, membujur dari arah utara (Masjid Nabawi) ke selatan (Masjid Quba). Jika ditempuh dengan jalan kaki, lebih kurang memakan waktu, 50 – 60 menit.
Kalau kita menghadap pintu utama Masjid Nabawi, jalur menuju pedestrian berada di sebelah sisi kanan. Penulis mencoba jalur ini dari Masjid Nabawi usai Subuh berjamaah, Selasa (1/8/2023), sekitar pukul 05.05 waktu Arab Saudi. Dari dalam masjid Nabawi, penulis keluar, ke arah pintu Babussalam (Ziarah Makam Nabi), lalu ke kanan menuju Masjid Ghamamah (pintu 309 atau 310).
Di dekat Masjid Ghamamah, ada taman cukup luas yang menjadi titik awal pedestrian. Dari situ, jalur menuju Masjid Quba lurus ke arah selatan.
Lebar pedestrian ini umumnya sekitar 15 m, terbagi menjadi tiga jalur. Sisi kiri dan kanan untuk pejalan kaki, sementara bagian tengah untuk jalur mobil golf, sepeda, dan skuter. Di dekat taman Masjid Ghamamah, memang tampak sejumlah mobil golf yang disewakan dengan tarif SAR25.
Mumpung masih pagi, penulis memilih berjalan. Dari taman Masjid Ghamamah, perjalanan dimulai dengan menyusuri halaman depan hotel jemaah haji, lalu ke jalur di bawah fly over menuju bagian Quba Front atau Waajihah Quba. Di sini, banyak pertokoan baru yang menjual minyak wangi (athuur atau oud), oleh-oleh, hingga kafe dengan sajian kopi dan makanan kekinian ala burger dan sejenisnya.
Jalan terus ke depan, kita akan disambut dengan kawasan pertokoan lama. Ruko-ruko dengan rolling door kayu berwarna hitam mengingatkan kita pada suasana kota tua. Kawasan ini didesain layaknya Malioboro, lengkap dengan lampu dan tiang besinya.
Di beberapa tempat, tampak ada selang yang membentang dari sisi kanan ke kiri jalan, sembari menyemprotkan bulir air untuk menyejukkan udara. Nuansa pagi yang masih relatif temaram, makin syahdu dipadu nyala lampion yang menggantung di tengah jalan.
Tampak puluhan jemaah berjalan dari Masjid Nabawi menuju arah yang sama, Masjid Quba. Kebanyakan dari mereka adalah jemaah pakistan atau bangladesh.
Lepas pertokoan lama, pada sisi kiri dan kanan jalur mobil golf ditanami pepohonan. Banyak di antaranya adalah Pohon Waru. Deretan pepohonan ini ditanam berjajar dengan jarak sekitar 8 m berada di sepanjang jalan menuju Masjid Quba. Di antara dua pohon, ada balok ukuran 50 cm yang disiapkan sebagai tempat duduk.
Sekitar 1km jelang Masjid Quba, ada gerbang bertuliskan marhaban bika fii mataajiri ahlil madinah (selamat datang di kawasan pertokoan warga Madinah). Sesuai namanya, sepanjang jalur ini juga banyak toko-toko kecil (3 m x 3 m) yang menjajakan beragam dagangan. Ada makanan, mulai dari juz, roti, kurma, nasi arab, dan lainnya. Banyak juga yang jual oleh-oleh seperti sajadah dan baju.
Pada ujung jalur ini, terdapat taman bermain yang dipadu dengan kawasan pertokoan, serta kafe dengan sajian teh dan kopi arab (Syay, Syahy, dan Qahwah). Taman dan kafe ini menyatu dengan halaman Masjid Quba dengan jarak sekitar 50 m. Semerbak wangi bahur yang dibakar menyeruak, menambah nuansa kearaban. Dari kafe ini, kita bisa melihat kemegahan masjid yang didominasi dengan warna putih.
Sekitar 1km jelang Masjid Quba, ada gerbang bertuliskan marhaban bika fii mataajiri ahlil madinah (selamat datang di kawasan pertokoan warga Madinah). Sesuai namanya, sepanjang jalur ini juga banyak toko-toko kecil (3 m x 3 m) yang menjajakan beragam dagangan. Ada makanan, mulai dari juz, roti, kurma, nasi arab, dan lainnya. Banyak juga yang jual oleh-oleh seperti sajadah dan baju.
Pada ujung jalur ini, terdapat taman bermain yang dipadu dengan kawasan pertokoan, serta kafe dengan sajian teh dan kopi arab (Syay, Syahy, dan Qahwah). Taman dan kafe ini menyatu dengan halaman Masjid Quba dengan jarak sekitar 50 m. Semerbak wangi bahur yang dibakar menyeruak, menambah nuansa kearaban. Dari kafe ini, kita bisa melihat kemegahan masjid yang didominasi dengan warna putih.
Masjid Quba, masjid yang pertama di bangun Rasulullah Muhammad saw. Setelah berjalan sekitar 60 menit (06.05 WAS), penulis bersama jemaah lainnya masuk ke masjid. Di dalam masjid ada papan digital, berisi info waktu salat. Tercatat, waktu syuruq jam 05.49 WAS, menandakan sudah diperkenankan menunaikan Salat Sunnah.
Banyak jemaah tunaikan salat. Semoga, meski di Madinah, mereka mendapat pahala, layaknya pahala umrah. Aamiin. (kemenag ri)