Uncategorized

Dinas Pendidikan Banyuwangi Raih Penghargaan dari Kemendikbud

Share Berita:

BANYUWANGI,SKO.COM – Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi meraih penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Dispendik mendapat penghargaan sebagai Dinas Pendidikan Cerdas Berkarakter yang diserahkan secara virtual dalam ajang Malam Apresiasi Cerdas Berkarakter 2020.

“Alhamdulillah, inovasi Banyuwangi terus mencatatkan prestasi, serta diapresiasi dengan baik oleh pemerintah pusat. Penghargaan ini menjadi pelecut bagi kami untuk terus berinovasi agar lebih baik ke depan,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Selasa (8/12/2020).

Penghargaan Cerdas Berkarakter ini diberikan Pusat Penguatan Karakter Kemendikbud kepada pihak-pihak yang dinilai telah melaksanakan tugas penguatan karakter sesuai dengan kapasitasnya. Penghargaan ini diumumkan pada Malam Apresiasi Cerdas Berkarakter yang dibuka langsung secara virtual oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nadiem Makarim, Senin (7/12/2020).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno menjelaskan, penghargaan tersebut berhasil diraih Dinas Pendidikan Banyuwangi lewat program inovatif ‘Siswa Asuh Sebaya (SAS)’. SAS adalah program mengumpulkan dana sukarela dari siswa mampu, lalu diberikan untuk rekannya dari keluarga kurang mampu guna mendukung pendidikannya.

“Program ini dinilai punya dampak besar pada pembentukan karakter anak. Dengan terbiasa menyisihkan uang sakunya untuk rekan mereka yang kurang mampu, maka rasa empati, kepedulian, dan welas asih kepada sesama menjadi tumbuh. Inilah yang menarik perhatian tim penilai,” urai Suratno.

SAS sendiri, kata Suratno, pengelolaannya dilakukan dari siswa, oleh siswa, dan untuk siswa di sekolah bersangkutan. Sejak pertama kali diluncurkan pada 2011, hingga saat ini telah menyalurkan dana hingga Rp.19,1 miliar untuk membantu pendidikan ribuan anak di Bumi Blambangan.

“Sebenarnya bukan pada nominalnya, yang terpenting justru bagaimana menumbuhkan rasa peduli sesama sejak dini. Kita semua berharap, para pelajar kelak menjadi generasi yang welas asih, suka menolong, sehingga masyarakat kita menjadi semakin guyub,” ujar Suratno.

Bantuan SAS ini diberikan ke siswa yang membutuhkan tanpa prosedur yang berbelit. Siswa yang mampu menyisihkan uang jajannya, dikumpulkan bersama, lalu diberikan kepada temannya yang butuh.

Ada yang menyumbang Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, semua sukarela. Bantuan pun diberikan ada yang dalam bentuk sepeda, uang saku, ataupun pulsa.

“Sepuluh tahun pelaksanaan, program ini diikuti oleh 911 sekolah mulai tingkat SD, SMP sampai SMA di Banyuwangi. Sasaran penerimanya juga melebar. Bukan hanya teman satu sekolah, namun sekarang menyasar siswa sekolah lain yang membutuhkan,” jelasnya.

Gerakan SAS juga menjadi pelengkap program intervensi kebijakan
pendidikan pemkab lainnya. Seperti program bantuan uang saku dan transportasi untuk pelajar, tabungan pelajar kurang mampu, beasiswa kuliah Banyuwangi Cerdas, hingga pengangkatan anak putus sekolah.

“Berkat program-program yang kita geber, angka putus sekolah di Banyuwangi dari tahun ke tahun terus menurun,” pungkasnya.

Siswa Asuh Sebaya (SAS) pernah meraih penghargaan sebagai TOP 12 Kategori Terbaik, Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik, Provinsi Jawa Timur 2016.

Selain juga menjadi nominator penghargaan Millenium Development Goals (MDGs) untuk kategori pendidikan pada tahun 2014, menyisihkan ratusan program dari seluruh Indonesia. Program SAS ini memang selaras dengan salah satu komitmen tujuan MDGs terkait penanggulangan kemiskinan dan pendidikan dasar untuk semua. (*)


Share Berita:
Tags
Show More

Related Articles

Back to top button
Close
Close