BANTEN, PEWARTARAPOS.COM – Kejurnas Kelatnas Indonesia Perisai Diri antar-Pelajar VII memperebutkan Piala Sultan Hamengku Buwono X, KGPAA Pakualam IX, dan KGPAA Paku Alam X, diikuti 1.200 pelajar dari 39 kabupaten/kota yang tersebar di 15 provinsi di GOR Indoor Stadium, Benteng, Tangerang, Banten, 19 – 23 Desember 2023.
Para pesilat dari tingkat SD, SMP, dan SMA tersebut berdatangan dari Maumere, Ngada di NTT; NTB, Bali, Kalimantan, Sumatera, dan seluruh provinsi di Jawa, akan berlaga di versi pertarungan bebas, versi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), versi Perisai Diri, seni tunggal IPSI, dan solo kreatif.
“Saya berharap dari kejuaraan ini nanti akan lahir para pesilat andal yang mampu membawa harum nama Indonesia di arena SEA Games, Asian Games, dan kejuaraan dunia pencak silat. Lewat silat kita memupuk rasa kekeluargaan dan persaudaraan,” kata Ketua Umum Kelatnas Indonesia Perisai Diri, Dwi Soetjipto, membuka kejurnas tersebut Rabu (20/12/2023) malam.
Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara, Ardi Triasa menjelaskan, melalui kejurnas ini Perisai Diri berusaha memberikan ruang kepada para pesilat SD, SMP, dan SMA untuk mengembangkan prestasinya.
“Selain itu kami juga berharap mereka memaksimalkan waktu liburan dengan kegiatan positif. Dengan menjadi pemenang di setiap kategori, maka mereka akan memiliki peluang meraih mimpinya mendapatkan sekolah atau kampus yang mereka inginkan melalui jalur prestasi,” tambahnya.
Para peserta kejurnas ini sudah tiba di Banten, Tangerang, sejak Senin (18/12/2023) lalu. Dari NTT ada yang berangkat naik kapal laut sejak 9 Desember 2023.
“Kami berlayar dari Ende menuju Makassar lebih dulu. Membawa 10 pesilat. Kemudian dari Makassar ke Surabaya, dari Surabaya ke Tanjung Priok Jakarta. Perjalanan laut seminggu agar kami bisa terjun di kejurnas ini,” kata Iwan Langkamau, Pelatih Perisai Diri NTT.
Sementara Dewa Astawa dari Gianyar Bali mengajak 46 muridnya berjuang di arena kejurnas ini. “Kami naik bus. Semangat untuk bertemu sesama saudara silat membuat kami selalu ikut kejurnas,” katanya.
“Jalan darat naik bus dari Padang. Lelah? Itu pasti. Namun kami sudah bertekad untuk tampil maksimal,” kata Yuharmen, Pelatih dari Padang.
Suherjoko, Pendekar Perisai Diri dari Ampelgading Malang, melihat animo kejurnas yang luar biasa ini semakin membuatnya yakin Perisai Diri akan mampu berkembang lebih baik ke depannya.
“Kita butuh generasi penerus yang lebih hebat untuk mengangkat Kelatnas Perisai Diri sebagai olahraga asli budaya Indonesia menjadi perguruan yang mampu mengangkat nama bangsa dan negara,” tandasnya. (joe)