SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Dewan Pendidikan Kota Surabaya (DPS) bersama Politeknik Nusa Sarana Cendekia (NSC) Surabaya menggagas penelitian lebih mendalam tentang fenomena bullying yang belakangan marak terjadi di sekolah-sekolah dasar dan menengah di Surabaya.
“Kami sangat prihatin dengan kasus bullying di Surabaya, kami ingin membuat penelitian bersama DPS untuk mengetahui akar masalah dan solusi yang mungkin bisa kita terapkan,” ujar Heru Prasetyo, Anggota Dewan Pendidikan Surabaya, usai rapat di Kantor DPS Surabaya, Jumat (5/1/2024).
Tentang siapa yang menjadi sponsor kegiatan penelitian ini, Heru yang juga dosen Politeknik NSC itu, tidak begitu mempermasalahkan. “Terserah siapa saja yang peduli pendidikan. Kegiatan ini semata-mata kita lakukan sebagai bentuk sumbangsih kepada dunia pendidikan, khususnya di Kota Surabaya,” tandas bapak satu anak itu.
Tentang format penelitian, menurutnya, akan melihatkan seluruh stakeholder pendidikan, dengan menggunakan metode kuantitatif. “Kami akan melibatkan semua komponen pendidikan, Dinas Pendidikan, Sekolah, Akademisi, pemerhati pendidikan, orangtua murid juga siswa-siswi,” katanya.
“Jadi semua ikut terlibat memberikan sumbangsih pemikiran, mengapa dan bagaimana mengatasi bullying agar tidak terjadi di sekolah. Memang sifat manusia homo homini lupus (manusia adalah serigala bagi manusia yang lain). Tetapi paling tidak hasil penelitian ini akan menjadi salah satu solusi, paling tidak mengurangi,” tandasnya.
Sementara dari Politeknik NSC yang diwakili, Anis Chabibah (Kepala Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat), Arief Budianto (Dosen Teknik Komputer) dan Achmad Fitro, Asisten Direktur Bidang Akademik, berharap buah penelitian ini akan menjadi salah satu solusi yang bisa memberikan wawasan terhadap siswa-siswi bahwa bullying itu tidak baik.
“Kami juga ingin memetakan daerah-daerah mana dan kelompok sosial yang mana yang cenderung melakukan perbuatan bullying sehingga bisa dilakukan pencegahan lebih awal,” ujar Anis.
Sedangkan Arief mengajukan usulan membuat game-game pengajaran yang mendidik anak-anak agar tidak melakukan bullying. “Kami bisa membuat game-game yang mendidik, seperti cerita Si Unyil itu. Saya kira ini akan baik untuk membantu mencetak karakter dan jiwa anak-anak yang baik,” tandasnya. (joe)