ABU DHABI, PEWARTAPOS.COM – Kementerian Agama (Kemenag) mengirimkan 20 dai-daiyah ke Uni Emirat Arab (UEA) untuk mengikuti Daurah Tadrib Du’at yang diselenggarakan Urusan Agama Islam UEA di Abu Dhabi, 6 – 21 Januari 2024.
Delegasi Indonesia ini merupakan perwakilan dari Ormas Islam, Perguruan Tinggi, Pondok Pesantren, Penyuluh Agama Islam, hingga Majelis Dai Kebangsaan yang merupakan alumni peserta Bimtek Penceramah Agama Islam.
“Mereka akan menjelaskan bagaimana berdakwah dengan sikap dan bertindak secara moderat, yakni menempatkan sesuatu sesuai porsinya, mengedepankan toleransi serta penghargaan dalam beragama,” kata Kepala Subdit Dakwah dan Hari Besar Islam (HBI) Kemenag, Andi Yasri, di Abu Dhabi, Kamis (18/1/24).
Andi menjelaskan, delegasi Indonesia juga akan mengikuti sejumlah kegiatan, antara lain team building, capacity building activities, serta mengunjungi Lembaga Fatwa UEA, masjid bersejarah, dan museum, seperti yang dilansir dari laman Kemenag RI, Jumat (19/1/2024).
Dalam kegiatan ini setiap delegasi harus mengaktualisasikan ilmu yang didapat dari kegiatan tersebut melalui karya tulis.
”Melalui kegiatan ini, kami (Kemenag) dengan Lembaga Otoritas Urusan Agama Islam dan Wakaf UEA bertujuan memperkuat kerja sama di bidang pengembangan kapasitas imam masjid, khatib, dan muftih melalui berbagai kegiatan dan kunjungan,” ungkapnya.
Andi berharap, kegiatan ini bisa berlanjut pada bidang lainnya, seperti peningkatan kapasitas nazir untuk pengembangan wakaf di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Analis Kebijakan Ahli Muda Subdit Dakwah dan HBI, Subhan Nur Mahmud, mengatakan, pihaknya juga melakukan kunjungan ke tempat para imam masjid asal Indonesia yang bertugas di UEA.
“Kami juga menemui para imam masjid asal Indonesia yang tinggal di sini, melihat fasilitas tempat tinggalnya, serta memastikan kesejahteraannya. Kami bersyukur fasilitasnya sangat layak,” ujarnya.
Subhan menyebut, setiap tahun Kemenag mengirimkan imam masjid ke UEA melalui seleksi yang ketat. Melalui program tersebut para imam masjid dapat memperluas jaringan internasional.
“Kesempatan bagi imam masjid Indonesia memperluas jaringan internasional, mengenalkan konsep moderasi beragama ke dunia, dan melalui berbagai kegiatan bisa mendukung kerja sama yang kuat antarbangsa,” pungkasnya. (joe/kemenag ri)