SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Pj Bupati Jombang Sugiat menegaskan akan menggalakkan pariwisata yang ada di daerahnya karena sektor tersebut dianggap mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, membuka lapangan kerja dan membangun infrastruktur daerah.
“Jombang mempunyai banyak potensi wisata, baik yang bersifat religi maupun keindahan alam. Ini yang sekarang kita dorong agar banyak sentra-sentra ekonomi yang muncul,” ujar Sugiat kepada pengurus PWI Jatim ketika silaturahmi ke Kantor PWI Jatim Jl Taman Apsari 15-17 Surabaya, Rabu (7/2/2024).
Sugiat menegaskan, beberapa tugas pokok yang diberikan pemerintah kepada pejabat bupati adalah mengurangi kemiskinan, membuka lapangan kerja, juga menurunkan stunting. Nah, melalui pengembangan wisata daerah ini diharapkan bisa menyelesaikan atau setidaknya mengurangi persoalan tersebut.
Kiat yang sudah dilakukan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Sulawesi Barat itu adalah memberikan dorongan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jombang, agar melakukan inovasi dan kreasi untuk kemajuan daerahnya, sesuai bidangnya masing-masing.
“Saya dorong mereka melakukan kreatifitas yang bisa dirasakan untuk kemajuan daerah dan menyejahterakan masyarakat,” tandasnya.
Tentu saja untuk mendorong kinerja ASN-nya, Sugiat juga menerapkan reward dan punishment. Yang mampu merencanakan dan menghasilkan karya akan mendapat jabatan sementara yang tidak berbuat apa-apa silahkan minggir dulu.
“Saya memberikan kesempatan ASN yang punya perencanaan, gagasan dan inovasi, terutama yang punya kemampuan dan selama ini tidak mendapat kesempatan. Saya berikan jabatan tanpa uang sepeserpun,” tegasnya yang menurut pengakuannya penegasan itu juga dilakukan ketika apel pagi di Kantor Kabupaten Jombang.
Tari Topeng
Dalam kesempatan tersebut, Isma, pegiat budaya yang juga pengurus PWI Jatim, memperkenalkan dan memohon perhatian Pj Bupati Jombang untuk ikut membantu melestarikan Tari Topeng Kelono, asal Desa Jatidhuwur Kecamatan Kesamben, Jombang.
Di Desa Jatiduwur ini, abad ke 17 hidup sosok sesepuh yang dikenal sakti mondroguno dan melahirkan Seni Tari Wayang Topeng Jatidhuwur. Beliaulah yang bernama Ki Purwo. Namun sebelum Ki Purwo, nampaknya ada tilas leluhur jauh sebelumnya, berupa makam Ki Suryonegoro.
Seni Wayang Topeng ciptaan Ki Purwo ini merupakan perpaduan seni musik, tari, kidung, cerita, dalang, dan pesan-pesan hidup. Di setiap penampilan Tari Wayang Topeng selalu bertema dan ada tari pembukaan yang bernama Tari Topeng Kelono. Total pemain, penabuh dan dalang berjumlah 30 orang. Total karakter topeng berjumlah 33 buah dan hingga kini masih terawat dan tersimpan rapi.
“Kami saat ini sudah menggerakkan dan membina sekitar 85 pemuda Desa Jatidhuwur untuk semangat melestarikan peninggalan leluhur ini. Namun kiranya tidak elok kalau pemerintah tidak hadir dalam pelestarian budaya bangsa kita ini, disamping tentu saja karena keterbatasan kami,” ujar Isma.
Target besarnya adalah karya seni tari dan topeng asal Jatidhuwur ini diakui oleh UNESCO sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia, terutama Jombang. “Di samping itu desa ini bisa dijadikan Desa Wisata yang apik, termasuk kuliner khasnya, kijing (jenis kerang-kerangan yang hidup di Sungai Brantas). Dipadu dengan penampilan Tari Topeng yang digelar setiap Bulan Purnama, pasti akan menjadi destinasi yang mendunia,” ujarnya yakin.
Mendengar paparan Isma, Bupati Sugiat sangat antusias karena sesuai dengan harapannya untuk memajukan pariwisata di Jombang. “Tolong saya dikabari kalau ada pementasan, nanti saya akan hadir dan bagaimana kita bicarakan,” tandasnya. (joe)