Pemkot Malang Gelar Pasar Murah di Merjosari
MALANG, PEWARTAPOS.COM – Sebagai upaya pengendalian inflasi menjaga kestabilan harga komoditas pangan di Kota Malang, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang menggelar pasar murah di Lapangan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, Selasa (20/2/2024).
Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM yang hadir membuka kegiatan menyebutkan pasar murah ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang dilakukan guna mengendalikan harga-harga yang saat ini cenderung naik, seperti misalnya untuk komoditas beras serta cabai merah.
“Hari ini kami langsung turun kepada masyarakat, yang harapannya dapat menekan kenaikan harga komoditas pangan tersebut,” ujarnya.
Wahyu menambahkan, selain kenaikan harga, saat ini juga muncul keresahan di masyarakat terkait dengan stok komoditas pangan, terutama beras yang menimbulkan panic buying.
Munculnya fenomena ini menurut Wahyu turut memicu kenaikan harga beras di masyarakat. Padahal, berdasarkan data Bulog Kota Malang, stok beras di Kota Malang masih tersedia sebanyak 6.500 ton yang akan terus bertambah. Dengan jumlah tersebut, Wahyu mengatakan bahwa persediaan beras di Kota Malang saat ini terhitung aman bahkan hingga nanti menjelang Lebaran.
“Nah kita harapkan dengan pasar murah ini, masyarakat jangan terlalu panik. Kita siap stok, semua ada, kita tinggal menekan harga. Mudah-mudahan menjelang Ramadan besok tidak ada harga yang melonjaknya tinggi sekali,” tambahnya.
Terkait dengan momen besar seperti Pemilu yang telah terlaksana di minggu kedua bulan Februari kemarin serta menjelang bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri di bulan Maret dan April mendatang,
Wahyu menilai angka inflasi di Kota Malang saat ini cukup terkendali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, angka inflasi Y-O-Y di Kota Malang saat ini berada di angka 2,29% atau mengalami deflasi sebesar 0,23% dari sebelumnya. Angka ini juga masih di bawah angka inflasi Provinsi Jawa Timur serta Nasional.
Meski begitu, Wahyu menegaskan Pemkot Malang melalui TPID akan terus memonitor pergerakan harga komoditas serta laju inflasi jelang hari-hari besar tersebut. Jika kenaikan harga masih terjadi, maka ada beberapa opsi yang akan dilakukan Pemkot Malang untuk mengendalikan laju inflasi.
Seperti misalnya dengan menggelar kembali operasi pasar murah, serta Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes yang sebelumnya telah dilaksanakan di tiga pasar di Kota Malang.
Pemkot Malang juga masih memiliki anggaran Biaya Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp9 milyar yang bisa digunakan untuk mengendalikan inflasi. Namun begitu, Wahyu menegaskan penggunaan anggaran BTT merupakan opsi terakhir jika dirasa keadaan sudah memasuki tahap darurat.
“Kita akan melihat dulu situasinya. Kita buat pasar murah dulu, kita lakukan intervensi, kita berikan subsidi terkait dengan transportasi. Jika dirasa belum darurat, saya rasa dengan apa yang dilakukan saat ini masih cukup baik, karena inflasi kita juga masih terkontrol,” jelasnya lagi.
Dalam pasar murah yang dilakukan di Merjosari ini Pemkot Malang menggelontorkan sebanyak 9.000 paket sembako yang ditujukan kepada RTM (Rumah Tangga Terpadu), rumah tangga miskin berdasarkan data Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang. Dalam satu paket senilai Rp100.000,- itu berisi beras 5 kg, gula 1 kg, bawang merah 1 kg, bawang putih 1 kg dan minyak goreng 1 liter.
Masyarakat pun mengaku senang dengan intervensi yang dilakukan Pemkot Malang di tengah
naiknya harga beberapa komoditas. Salah satu penerima manfaat dari operasi pasar murah ini adalah Sudasmi, yang merupakan warga Kelurahan Tulusrejo, mengaku senang dengan adanya pasar murah ini, sebab harga di pasar murah ini berbeda jauh dengan harga di pasaran, dan ini tentunya sangat membantu perekonomiannya.
“Alhamdulillah, sangat membantu sekali dengan harga segitu, kan sekarang nggak ada di mana-mana. Makanya harapannya ya kalau bisa ada lagi, karena saya sangat terbantu,” ungkapnya .(IP)