MADIUN, PEWARTAPOS.COM- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim gelar kegiatan “Pendampingan Desa Wisata Tahun 2024 di Kabupaten Madiun”.
Kegiatan berlangsung Hari: Selasa hingga Kamis, 20 – 22 Februari 2024 bertempat di Basecamp Ecokareadventure Pendakian Wilis, Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.
Ketua Penyelenggara, Dra. Susiati.MM yang juga Kabid Destinasi Pariwisata Disbudpar Jatim dalam laporannya menyatakan, kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan para pengelola desa wisata yang berbasis pemberdayaan masyarakat dan kearifan lokal, maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim menyelenggarakan
“Selain itu sebagai upaya percepatan pemberdayaan masyarakat pengelola desa wisata dengan mengembangkan kekuatan potensi SDM agar mampu mengembangkan pengelolaannya menjadi desa wisata yang maju dan mandiri,” ujarnya.
“Serta memberikan gambaran dampak positif dari sektor kepariwisataan terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat utamanya di desa wisata,” ujarnya.
Kegiatan diikuti oleh 60 (enam puluh) orang peserta, yang terdiri dari unsur kelompok masyarakat, pengelola desa wisata dan Dinas yang membidangi pariwisata di Kabupaten Madiun.
Narasumber pada kegiatan itu berasal dari unsur : East Java Ecotourism Forum (EJEF), KIP dan Akademisi.
Pesan Kadisbudpar Jatim
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Kadisbudpar) Provinsi Jawa Timur, Evy Afianasari, S.T., M.M.A pada kegiatan tersebut mengemukakan, Provinsi Jawa Timur dianugerahi dengan berbagai macam potensi wisata mulai dari alam maupun budayanya, yang dapat dikembangkan menjadi destinasi pariwisata unggulan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
“Masyarakat sebagai salah satu pemangku kepentingan, perlu difasilitasi dan didorong agar dapat berpartisipasi dan berperan aktif sebagai subjek atau pelaku maupun sebagai penerima manfaat dalam pengembangan kepariwisataan secara berkelanjutan,” ujarnya dalam amanat yang disampaikan Dra. Susiati.MM yang juga Kabid Destinasi Pariwisata Disbudpar Jatim.
Sebagai penerima manfaat, masyarakat diharapkan dapat memperoleh nilai manfaat ekonomi yang berarti dari pengembangan kegiatan kepariwisataan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial masyarakat yang bersangkutan dengan mengembangkan usahanya.
“Salahsatunya dikemas dalam bentuk paket-paket wisata berbasis sumber daya perdesaan,” ujarnya.
Seperti yang kita ketahui saat ini Desa Wisata di Jawa Timur sudah banyak dikembangkan. Tercatat di data Disbudpar Jatim, terdapat 596 desa wisata di Jawa Timur dengan berbagai kualifikasi baik desa wisata mandiri, maju, berkembang, dan rintisan.
“Tentunya kita harus berupaya untuk meningkatkan kelas desa wisata di Jawa Timur menjadi desa wisata yang mandiri dengan berbagai potensi dan keunikannya sehingga wisatawan akan terus berkunjung ke Jawa Timur,” paparnya.
Melalui kegiatan pendampingan desa wisata ini diharapkan akan menciptakan wawasan baru yang lebih luas serta aplikatif untuk meningkatkan kualitas desa wisata di Jawa Timur.
Kunjungan wisatawan ke Jawa Timur pada tahun 2023 yaitu 187,11 juta pergerakan wisatawan nusantara. Angka tersebut merupakan yang terbesar di Indonesia dan dapat menjadi peluang untuk menarik kunjungan wisatawan yang lebih besar bagi desa wisata.
Selain itu, untuk mencapai target kedatangan wisatawan, bukan hanya melakukan upaya promosi pariwisata, namun juga harus memperhatikan kesiapan para pengelola baik itu desa wisata atau objek – objek wisata dalam menjamu wisatawan supaya mendapatkan pengalaman yang baik saat berwisata di Jawa Timur.
“Dengan kegiatan pendampingan desa wisata ini, secara tidak langsung dapat memberikan edukasi kepada para pengelola desa wisata. Dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidang pengembangan desa wisata diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk kerjasama secara langsung dengan pengelola desa-desa wisata dan dapat bertukar pikiran terkait minat wisatawan berwisata terkini,” pungkasnya. (jm)