SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – KONI Jawa Timur (Jatim) mendukung penuh langkah tegas Pengurus Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Jatim, melakukan penertiban terhadap pengurus cabang (pengcab), klub, maupun event organizer, agar mentaati prosedur administrasi sebelum menggelar event.
“Semua harus mendapatkan rekomendasi dari induk organisasinya. Saya memberi apresiasi yang dilakukan Perbasi Jatim,” tegas Ketua Umum KONI Jatim, Muhammad Nabil, ketika menerima pengurus Pengprov Perbasi Jatim di Kantor KONI Jatim, Minggu (24/3/2024).
Nabil berpendapat, langkah yang dilakukan Perbasi Jatim sudah cukup tepat dengan menghentikan event basket di Tulungagung yang tidak meminta rekomendasi dari induk oraganisasinya.
“Semua induk organisasi akan melakukan hal serupa, bahkan Perbasi Jatim setahu saya akan memberikan izin secara gratis kepada pengurus kota dan kabupaten yang ingin menggelar pertandingan. Jadi kalau ada apa-apa ada yang bertanggung jawab dan tidak liar,” pungkas mantan aktifis HMI Jatim itu.
Ketua Perbasi Jatim, Grace Evi Ekawati, melakukan koordinasi dengan KONI Jatim pasca video dirinya viral memberhentikan event basket 3×3 di Tulungagung beberapa waktu lalu.
Pemberhentian tersebut dilakukan karena penyelenggara event tidak mengantongi izin dari Perbasi Jatim. Sebagai hukumannya, kata Mama Evi, panggilan akrab Grace Evi Ekawati, tidak diperkenankan menggelar acara atau pertandingan basket selama dua tahun.
“Untuk panitia, karena itu wasit FIBA yang dimiliki Perbasi Jatim, kami hanya memperingatkan untuk tidak mengulangi perbuatannya, seperti pertandingan tanpa rekomendasi dari pengurus Perbasi kabupaten dan kota atau provinsi,” tambahnya.
“Tujuan kami menghentikan adalah edukasi untuk tertib terhadap aturan. Saya melakukan ini semata-mata untuk melindungi pemain atau atlet supaya lebih aman. Sehingga jika terjadi masalah, ada pihak yang bertanggung jawab,” tegas Mama Evi.
Disamping itu, tindakan tegas yang dilakukan bertujuan supaya anggota tertib dan menaati aturan dari Perbasi. Jika kejuaraan itu, antar sekolah atau klub lokal harus izin ke Perbasi Kabupaten/Kota. Kalau pesertanya antar kabupaten dan kota dalam provinsi, maka izin ke Perbasi Provinsi.
“Saya melakukan ini semata-mata untuk melindungi pemain atau atlet supaya lebih aman, sehingga jika terjadi masalah, ada pihak yang bertanggung jawab,” tegasnya lagi seolah meyakinkan.
Jika tidak ada atau kurang dana, dirinya siap memberi solusi dengan memberi bantuan. “Sumenep, misalnya. Mereka menggelar event basket, saya bantu pendanaan hingga menyediakan hadiah,” terangnya. (joe)