Pembalap Nasional Geser Pembalap Asing di TdBI 2024
BANYUWANGI, PEWARTAPOS.COM – Ajang balap sepeda Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) 2024 yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi bukan hanya sekedar untuk berebut podium, tetapi juga bertujuan untuk memperkenalkan potensi daerahnya kepada peserta yang datang dari seluruh penjuru dunia.
Pada etape kedua, Selasa (23/7/2024), Pemkab Banyuwangi memperkenalkan keindahan Taman Nasional Alas Purwo sebagai lokasi start. Di etape berikutnya, Pemkab Banyuwangi memamerkan potensi wisata edukasi Doesoen Kakao Glenmore, produsen cokelat terbaik di dunia, sebagai lokasi start etape ketiga TdBI 2024, Rabu (24/7/2024).
Doesoen Kakao merupakan destinasi wisata edukasi cokelat di Banyuwangi seluas 4 hektare yang mulai beroperasi sejak 2016. Lokasinya berada di wilayah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII, Kecamatan Glenmore, dengan luas kebun Kakao sekitar 1.500 hektare.
Menurut informasi yang diperoleh pewartapos.com, perkebunan ini menghasilkan Kakao Edel, atau biasa disebut Kakao Mulia, yang memiliki kualitas unggulan dan produknya diekspor hingga ke berbagai negara seperti Swiss, Jerman, Prancis, Amerika, Italia, Malaysia, dan Inggris.
Kakao Edel memiliki biji berwarna putih, kadar lemak rendah, dan tekstur mudah meleleh. Rasa cokelat yang dihasilkan dari Kakao Edel juga memiliki rasa asam-manis madu, sehingga digemari oleh warga mancanegara.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menjelaskan bahwa pemilihan Doesoen Kakao Glenmore sebagai lokasi start etape ketiga bertujuan untuk menunjukkan potensi wisata Kabupaten Banyuwangi yang beragam. Menurutnya, tidak hanya keindahan alam yang ingin ditunjukkan, tetapi juga kekayaan produk pertanian Banyuwangi.
“Selain itu, jalan di kawasan perkebunan cokelat ini adalah jalur lintas selatan yang segera menghubungkan Banyuwangi dengan Jember,” kata Ipuk Fiestiandani.
Pantauan pewartapos.com menunjukkan bahwa rute etape ketiga berbeda dengan rute etape pertama dan kedua yang mayoritas jalurnya datar. Rute ini memiliki tanjakan yang cukup menantang bagi para pembalap dengan jarak mencapai 175,3 km. Puncak titik King of Mountain (KOM) berada di KM 141,3 Pakel, yang memiliki tingkat elevasi 700 mdpl dengan gradien 10 persen, termasuk pendakian kategori 2.
Pada etape ketiga, pembalap Nusantara Cycling Team, Muhammad Imam Arifin, mencatatkan namanya dalam rekor TdBI. Imam menjadi pembalap nasional pertama dalam 10 tahun terakhir yang mengenakan Ijen Sulfur Jersey, penanda bagi pembalap yang memimpin klasemen umum (GC).
Imam mengunci posisi puncak klasemen juara umum setelah finis di posisi kedua di balapan etape ketiga TdBI 2024. Imam kalah dalam duel kecepatan oleh pembalap Ferei Quick-Panda Podium Mongolia Team, Oskar Nisu, sementara peringkat ketiga diraih oleh pembalap Indonesia lainnya, Jamalidin Novardianto dari Dr. J Cycling Team.
Meskipun tidak memenangi balapan, Imam meraih bonus waktu 6 detik sebagai peraih posisi kedua, yang membuatnya mengungguli Clark Boris dari St George Continental Cycling Team. Boris menyelesaikan balapan di peloton terdepan tetapi gagal naik podium, dengan selisih 1 detik dari Imam di klasemen GC.
Pimpinan GC sebelumnya, Ryan Cavanagh, harus menyerahkan posisinya kepada Imam karena gagal tampil optimal. Cyclist Australia ini finis 4 menit 44 detik lebih lambat dari pemenang balapan, Oskar Nisu, dan merosot 42 peringkat di klasemen GC.
“Bangga sekali. Ini baru pertama kali saya rasakan,” kata Imam seusai balapan. (Kur).