SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD), yang menyerang kulit sapi dan menyebabkan bisul, masih menjadi tantangan bagi Dinas Peternakan Jawa Timur dan juga menjadi sorotan Komisi B DPRD Jatim. Ratusan kasus telah terdeteksi, terutama di daerah Pasuruan dan Lumajang.
“Meski tidak mematikan seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), LSD harus segera dicegah dan diberantas. Kami telah melakukan vaksinasi dengan 320 ribu dosis,” ujar Juru Bicara Komisi B DPRD Jatim, Dr. Ir. Daniel Rohi, M.Eng. Sc, IPU. Saat menyampaikan laporan Komisi terhadap Raperda tentang P-APBD tahun 2024 di Gedung DPRD Jatim, Rabu (31/7).
Namun, serapan anggaran terhadap APBD Murni tahun 2024 baru mencapai 27,85%. Realisasi anggaran yang minim ini dikhawatirkan akan menjadi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) yang besar. Pada Perubahan APBD 2024, Dinas Peternakan mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp. 196.882.939.250,-, naik signifikan sebesar 11,2% dibanding APBD Murni tahun 2024.
“Kami mengapresiasi kenaikan pagu anggaran yang cukup memadai karena Peternak di pedesaan membutuhkan dukungan lebih besar untuk mengatasi trauma wabah,” ujar Daniel Rohi saat rapat paripurna yang dipimpin oleh Anik Maslachah, S.Pd., M.Si.
Dinas Peternakan disarankan oleh Komisi B untuk meningkatkan pengamanan lalulintas ternak melalui tes PCR dan Elisa di tiga laboratorium provinsi, menjamin ketersediaan pakan ternak dengan subsidi pakan Rp 1.300 per kilogram, serta meningkatkan kinerja dalam fasilitasi penerbitan Sertifikat Halal untuk seluruh Rumah Potong Hewan (RPH).
Selain itu Komisi B juga merekomendasikan, aksesi permodalan bagi peternak untuk memperoleh Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk revitalisasi saluran irigasi dan pompa air guna mengantisipasi gejala El-Nino juga sangat diperlukan.(zen)