Oknum Dosen STKIP PGRI Sumenep Diduga Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap 3 Mahasiswi
SUMENEP, PEWARTAPOS.COM – Dugaan pelecehan seksual di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mulai mencuat ke publik.
Baru baru ini, beredar kabar apabila terdapat beberapa oknum dosen STKIP PGRI Sumenep yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap tiga orang mahasiswi kampus setempat.
Salah satu mahasiswa STKIP PGRI Sumenep yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, tindakan pelecehan seksual memang kerap terjadi di kampus bertajuk ‘Tanean Lanjheng’ tersebut.
“Sepertinya, tiap tahun selalu ada kasus dugaan pelecehan seksual itu,” katanya, Jum’at (20/09/2024).
Sebagai kampus yang menjunjung tinggi pendidikan, sangat disayangkan apabila tindakan tak senonoh itu benar-benar terjadi ditengah kehidupan kampus.
“Bahkan, ada dosen yang sampai ngajak ngopi berdua. Tetapi, korban tidak mau karena sudah merasa takut,” jelasnya.
Ironisnya, mahasiswi yang menjadi korban tindakan cabul itu tidak berani untuk melaporkan ke pihak kampus lantaran takut akan mendapatkan ancaman nilai hingga tidak lulus mata kuliah.
“Selama ini, korban memilih untuk diam. Meskipun ketakutan. Karena, kalau melapor, takut diancam nilai atau tidak lulus,” tambahnya.
Kendati demikian, mahasiswa menyebutkan apabila tidak ada tindakan apapun dari kampus terkait maraknya dugaan pelecehan seksual yang kerap dilakukan oleh beberapa oknum dosen terhadap mahasiswinya.
“Kalau tindakan tegas dari pihak kampus, sampai sekarang belum ada. Makanya, mahasiswa atau korban, takut untuk melapor,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STKIP PGRI Sumenep Moh. Fauzi menyampaikan, pihaknya belum menerima laporan tentang adanya dugaan pelecehan seksual ditengah kehidupan kampus.
Fauzi menegaskan, kampus STKIP PGRI Sumenep sudah memiliki Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) yang berfungsi untuk mencegah adanya tindakan pelecehan seksual terhadap mahasiswa.
“Silakan laporkan saja kepada Satgas PPKS, supaya bisa diselidiki oknum dosen yang diduga melakukan pelecehan itu,” imbuhnya.
Meski kabar mengenai maraknya tindakan pelecehan seksual sudah pernah tersiar di lingkungan kampus STKIP PGRI Sumenep, namun pihak kampus masih belum melakukan tindakan apapun. Menurut Fauzi, hal itu lantaran tidak adanya laporan apapun yang diterima oleh Satgas PPKS.
“Kalau tidak ada yang melapor, kami tidak memiliki dasar untuk melakukan penyelidikan,” dalihnya.
Ia mengatakan, selama ini kampus hanya melakukan sosialisasi terkait adanya Satgas PPKS. Sementara, bagi mahasiswa yang merasa mendapatkan perlakuan yang mengarah kepada tindakan pelecehan seksual bisa segera melapor tanpa harus merasa takut.
“Identitasnya tetap akan disembunyikan. Sehingga dipastikan aman. Apalagi, sampai ada bukti terkait tidakan pelecehan itu,” tutupnya. (han)