Wisata

Karnaval Desa Lampeji: Menguatkan Budaya Lokal di Era Modern

Share Berita:

JEMBER, PEWARTAPOS.COM – Desa Lampeji, Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten Jember, menyajikan perayaan yang penuh warna dan semangat dalam bentuk karnaval budaya pada Minggu, 29 September 2024.

Karnaval yang digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia ini mengangkat tema ‘Budaya Lokal Cerminan Peradaban Modern’.

Tidak hanya sebagai ajang hiburan, karnaval ini menjadi medium edukasi dan revitalisasi budaya lokal yang semakin penting di era modern.

Karnaval tersebut berhasil menarik perhatian ribuan masyarakat yang berkumpul dari berbagai kalangan untuk menyaksikan acara ini.

Lebih dari 20 sound system memeriahkan acara, menciptakan suasana energik yang memenuhi jalan-jalan desa.

Kepala Desa Lampeji, Ary Wahyudi, memimpin langsung acara ini, didampingi oleh Ketua PKK dan seluruh perangkat desa.

“Karnaval ini sejatinya sebuah edukasi,” ungkap Ary Wahyudi dalam sebuah wawancara usai membuka karnaval.

“Makanya kami mengangkat budaya lokal, agar kita belajar dan tetap terhubung dengan akar tradisi kita meskipun kita berada dalam era modernisasi,” imbuhnya.

Salah satu elemen yang paling mencolok dalam karnaval tersebut adalah kostum-kostum yang dipamerkan oleh peserta dari berbagai lembaga pendidikan di Desa Lampeji.

Kostum-kostum tersebut tidak hanya mencerminkan keindahan dan kreativitas, tetapi juga menyampaikan pesan mendalam tentang aspirasi masa depan generasi muda.

Setiap desain mencerminkan cita-cita, mulai dari profesi yang mereka impikan hingga simbol kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tak ayal penonton yang hadir berdecak kagum melihat bagaimana anak-anak sekolah dan masyarakat lokal berpartisipasi dalam peragaan busana budaya.

Kostum-kostum yang menampilkan unsur-unsur tradisi Indonesia, mulai dari batik hingga aksesoris tradisional, dipadukan dengan elemen modern seperti bentuk geometris dan warna-warna cerah yang memberikan kesan futuristik.

Beberapa kostum bahkan menggambarkan profesi yang mereka cita-citakan di masa depan, seperti dokter, insinyur, dan ilmuwan, yang mencerminkan visi modern desa ini untuk masa depan.

Tidak bisa dipungkiri, Desa Lampeji menjadi contoh nyata bagaimana sebuah komunitas dapat mempertahankan identitas budayanya di tengah derasnya arus globalisasi.

Tema ‘Budaya Lokal Cerminan Peradaban Modern’ tidak hanya menjadi tagline, tetapi menjadi komitmen nyata dari masyarakat Lampeji untuk menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernisasi.

Kata Ary Wahyudi, menurut para ahli, budaya lokal memiliki peran penting dalam membentuk peradaban modern.

Seiring perkembangan teknologi dan peradaban global, masyarakat sering kali dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan identitas tradisional mereka.

“Budaya lokal bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi juga merupakan dasar dari nilai-nilai yang menjadi pondasi kemajuan modern,” ujar Yudi, sapaan akrabnya.

Dia juga menjelaskan lebih lanjut pentingnya menjaga budaya lokal yang merupakan jiwa dari suatu masyarakat.

“Kita tidak bisa maju sebagai bangsa yang kuat tanpa menjaga nilai-nilai yang diturunkan oleh leluhur kita. Karnaval ini adalah salah satu cara kami untuk memastikan bahwa generasi muda kita tidak melupakan asal-usul mereka,” kata Yudi.

Selain mempersembahkan kekayaan budaya, karnaval ini juga menjadi ajang penggerak ekonomi lokal.

Di sepanjang rute karnaval, pelaku UMKM berjejer, memamerkan produk-produk unggulan mereka, mulai dari makanan tradisional hingga kerajinan tangan.

UMKM di Desa Lampeji juga telah menjadi tulang punggung ekonomi desa dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.

“Kita lihat sendiri warga membeludak. Dengan begitu, terjadi perputaran ekonomi di sini. Mudah-mudahan ekonomi Desa Lampeji terus tumbuh,” ujar Yudi.

Menurutnya, setiap kegiatan budaya yang diselenggarakan di desa selalu diiringi dengan aktivitas ekonomi yang melibatkan UMKM setempat.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sinergi antara kebudayaan dan ekonomi dalam membangun komunitas yang mandiri dan berdaya saing.

“Kalau ada kegiatan yang mengundang keramaian, maka disitulah ekonomi bergerak. Itu bagus untuk kesejahteraan masyarakat,” bebernya.

Bagi Yudi, budaya lokal adalah sumber identitas yang membentuk karakter individu dan komunitas.

“Meskipun dunia semakin terhubung secara global, nilai-nilai lokal tetap relevan dan memiliki tempat penting dalam membentuk peradaban modern,” jelasnya.

Dalam konteks Desa Lampeji, kata Yudi, perayaan karnaval ini memperlihatkan bagaimana masyarakat desa tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga mampu mengadaptasinya dengan perkembangan zaman.

“Tradisi lokal kita lestarikan, tetapi juga dijadikan inspirasi untuk mengarungi dunia modern,” kata Yudi.

Dia menjelaskan, budaya memiliki peran besar dalam membentuk pola pikir dan sikap masyarakat.

Lewat karnaval ini, Desa Lampeji mencoba mengajarkan kepada masyarakat pentingnya mengenal sejarah dan tradisi yang telah diwariskan oleh generasi sebelumnya.

Hal ini terlihat dari bagaimana kostum dan penampilan anak-anak serta warga setempat tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga memuat pesan edukatif.

“Kami ingin masyarakat belajar dari apa yang mereka lihat di karnaval ini. Budaya bukan sekadar pertunjukan, tapi juga pelajaran. Generasi muda harus tahu sejarah dan nilai-nilai yang telah membentuk kita,” pungkasnya.(nul)


Share Berita:
Tags
Show More

Related Articles

Back to top button
Close
Close