BANYUWANGI, PEWARTAPOS.COM – Fish Bank Indonesia melaksanakan program Pelatihan dan Sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) untuk mahasiswa lulusan perguruan tinggi Jurusan Teknik Pengolahan Pangan di Hotel Aston Banyuwangi, 10-11 November 2024. Selain pelatihan, peserta juga menjalani Uji Kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Profesi JMKP yang berada di bawah naungan BNSP di Politkenik Negeri Banyuwangi, Selasa (12/11/2024).
Pelatihan ini diselenggarakan dalam rangkaian program Paradaya Movement yang digagas oleh Paragon Corp. dan Forum Zakat Indonesia (FOZ) sebagai langkah nyata untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih berdaya.
“Target program kami anak-anak nelayan yang sedang berkuliah di Banyuwangi dan sekitarnya. Kami melakukan proses seleksi tulis untuk melihat kompetensidasar dan juga wawancara untuk mengetahui komitmen calon peserta untuk bisa mengikuti program ini sampai mendapatkan perusahaan yang menerimapeserta pelatihan ini,” ujar Yuyu Wahyudin, Direktur Utama Fish Bank Indonesia melalui rilis yang dikirim kepada Pewartapos.com. Kamis (13/11/2024).
Dengan memiliki sertifikasi ini, SDM tidak hanya memenuhi standar industri, tetapi juga meningkatkan kepercayaan dari konsumen dan perusahaan. Sertifikat ini sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin bekerja di sektor olahan hasil perikanan dan olahan pangan lainnya karena HACCP sendiri adalah standar internasional dan sangat dibutuhkan di sektor industri pengolahan pangan.
Pasca uji kompetensi, tim Fish Bank Indonesia terus memantau 25 peserta yang sudah melalui proses seleksi, dari mulai seleksi tertulis hingga seleksi wawancara. Hal tersebut dilakukan hingga para peserta menemukan pekerjaan di sektor industri pangan. Paragon Corp. dan Forum Zakat Indonesia menggelar pelatihan ini dengan melibatkan Fish Bank Indonesia dan Sinergi Foundation dalam rangkaian program Paradaya Movement: Kolaborasi untuk Indonesia lebih berdaya.
Seperti diketahui, data Tahun 2023 menunjukkan bahwa 12% dari jumlah pengangguran Indonesia berasal dari tingkat pendidikan sarjana dan diploma. Hal tersebut disebabkan tidak adanya link and match antara hasil lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan di lingkungan pekerjaan.
Lulusan perguruan tinggi membutuhkan dorongan lewat tambahan skill yang mampu membuat mereka bersaing di dunia kerja. “Target program kami adalah anak-anak nelayan yang sedang berkuliah di Banyuwangi dan sekitarnya. Kami melakukan proses seleksi tulis untuk melihat kompetensi dasar dan juga wawancara untuk mengetahui komitmen calon peserta untuk bisa mengikuti program ini sampai mendapatkan perusahaan yang menerima peserta pelatihan ini,” ujar Yuyu Wahyudin, Direktur Utama Fish Bank Indonesia melalui rilis yang dikirim kepada Pewartapos.com. Kamis (13/11/2024).
Dengan memiliki sertifikasi ini, SDM tidak hanya memenuhi standar industri, tetapi juga meningkatkan kepercayaan dari konsumen dan perusahaan. Sertifikat ini sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin bekerja di sektor olahan hasil perikanan dan olahan pangan lainnya karena HACCP sendiri adalah standar internasional dan sangat dibutuhkan di sektor industri pengolahan pangan.
Pasca uji kompetensi, tim Fish Bank Indonesia terus memantau 25 peserta yang sudah melalui proses seleksi, dari mulai seleksi tertulis hingga seleksi wawancara. Hal tersebut dilakukan hingga para peserta menemukan pekerjaan di sektor industri pangan. (fim)