SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Pertarungan antarpesilat-pesilat Keluarga Silat Nasional (Kelatnas) Indonesia Perisai Diri (PD) dalam memperebutkan Piala Bergilir Raden Mas Soebandiman (RMS) Dirdjoatmodjo I di Gedung Robotika ITS Surabaya, akhirnya berakhir Sabtu (28/12/2024). Pertandingan terbuka versi serang hindar Perisai Diri itu diikuti oleh 250 pesilat dari berbagai daerah di Indonesia.
Tampil sebagai juara umum sekaligus memboyong Piala Bergilir RMS Dirdjoatmodjo I adalah Padepokan PD Citarum Bali dengan perolehan 7 emas dan 2 perak. Disusul di tempat kedua PD Kabupaten Malang dengan 3 emas, 1 perak dan 4 perunggu, posisi ketiga dari Bina Satria Nawasena Malang dengan 1 emas, 2 perak dan 2 perunggu.
“Alhamdulillah, pertandingan versi PD ini mampu memunculkan prestasi anak didik kita. Meskipun masih jauh dari sempurna tetapi mereka sudah mampu menunjukkan teknik Perisai Diri yang mendekati kebenaran. Semoga bisa diimplementasikan dalam setiap gerakan silat, utamanya jika nanti tampil di kejuaraan versi IPSI ke depan,” ujar Pendekar Ambar Kusuma yang juga putra dari pendiri Kelatnas PD, RMS Dirdjoatmodjo, di balik gelanggang, Sabtu (28/12/2024).
Sementara Ketua Dewan Pendekar PD, Hari Soejanto, menyebutkan, anak didik PD harus kembali mempertajam teknik PD, terutama untuk menghadapi aturan baru pertandingan versi IPSI. “Teknik serang hindar ini kalau saya lihat akan mampu mensiasati aturan baru pertandingan versi IPSI. Untuk itu perlu diasah terus dengan latihan,” kata pendekar yang selalu tampil dandy itu.
Ketua Umum Pengurus Pusat Kelatnas Indonesia PD, Prof. Dr. Ir. Dwi Soetjipto, M.M, dalam kesempatan terpisah, berharap anak-anak PD tidak terjebak dalam perubahan sistem pertandingan versi IPSI yang berlaku saat ini, karena menurutnya sudah banyak berubah yang justru mengurangi kaidah silat yang indah namun mematikan lawan.
“Ketika saya melihat Kejuaraan Internasional Pencak Silat di Abu Dhabi beberapa waktu lalu, saya agak terkejut karena perubahan aturan dalam pertandingannya justru banyak menghilangkan teknik bertandingan pencak silat aslinya. Mereka banyak bergumul sehingga tidak nampak keindahan teknik pencak silatnya,” ujar mantan Direktur Utama PT Semen Indonesia, Direktur Utama PT Pertamina dan Kepala SKK Migas itu.
Bapak tiga anak itu pun menekankan agar anak-anak Perisai Diri ke depan lebih mempertajam teknik serang hindar karena disitu akan menemukan banyak kunci untuk merebut kemenangan dalam pertarungan versi IPSI.
“Saya melihat unsur teknik pencak silat yang indah namun mematikan lawan itu banyak tidak nampak keluar dari penampilan pesilat-pesilat yang bertanding karena pesilat lebih suka berusaha menangkap kaki lawan untuk menjatuhkan. Padahal itu sebenarnya bisa diatasi dengan teknik PD kita,” tandasnya.
Dwi pun berharap agar ranting-ranting, cabang, provinsi maupun komisariat luar negeri juga menekankan latihan versi PD, serang hindar. Dan aktif membuat event-event kejuaraan, terutama versi PD agar teknik maupun mental bertanding dan kemampuan menguasai lawan dari pesilat lebih terasah. “Latihan saja tanpa ada wadah bertanding akan kurang sempurna,” sebutnya. (joe)