Kunjungi Wilayah Terdampak Gempa, Kepala BMKG Segera Lakukan Mitigasi
TIRTOYUDO,PEWARTAPOS.COM – Usai diterima Wakil Bupati Malang, Drs. H. Didik Gatot Subroto, SH. di Peringgitan Pendopo Agung Kabupaten Malang, pada Selasa (14/4) pagi, Kepala BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati bersama timnya langsung menuju wilayah terdampak gempa magnitudo 6,1 SR kemarin di salah satu kecamatan di Kabupaten Malang yakni Tirtoyudo. Kunjungan tersebut juga diikuti OPD terkait beserta Muspika setempat.
Dwikorita menyampaikan ada beberapa program yang akan dilakukan khusus kepada masyarakat terdampak gempa diantaranya menenangkan warga saat mengalami gempa setelah beberapa tahun tidak pernah terjadi bencana gempa. Apalagi banyak bangunan yang rusak yang perlu diperbaiki, lalu lahannya yang sangat rawan gempa sehingga bangunan yang konstruksinya tidak tepat banyak yang roboh.
“Pasti warga trauma panik, itulah pentingnya kita berikan sosialisasi penenangan setelah sekian lama tidak terjadi gempa. Saya juga mendapatkan pesan dari Ibu Risma selaku Menteri Sosial RI untuk melatih Babinsa dan Babinkamtibmas agar lebih faham tentang fenomenal terkait bencana alam karena keduanya ini termasuk garda terdepan dalam respon mensiagakan masyarakat saat mendapatkan peringatan dini dari BMKG, selanjutnya kami akan melakukan survey untuk mengukur kerentanan tanah terhadap gempa bumi sehingga dapat dihasilkan peta mikrozonasi kerentanan terhadap gempa bumi, jadi tanah/lahan di Kabupaten Malang ini dapat di cluster-clusterkan dan akan terlihat mana zona yang getarannya paling kuat saat terjadi gempa, dengan begitu bisa lebih siap,” terangnya.
Menurutnya, dengan skala magnitudo 6 itu bangunan harusnya tidak roboh ternyata banyak juga yang roboh, ia melihat memang tidak ada tulangan konstruksi bangunannya, sehingga dari mikrozonasi akan diketahui mana yang termasuk zona merah, jika pun harus dibangun kembali harus memenuhi building code/standar bangunan tahan gempa yang tepat, agar dengan biaya yang murah tapi guncangan bisa terhindarkan.
“Kalau saya melihat dari peta, lahan di dataran rendah apalagi di dekat sungai, endapan vulkanik sangat sensitif untuk tergetarkan bila ada gelombang getar, tapi lebih akuratnya harus diukur dihitung karena kita ini kan menilai dengan cepat, untuk itu akan segera kami lakukan mitigasi dengan sosialisasi, pemetaan zona kerentanan, selanjutnya akan kami berikan rekomendasi terkait zona aman/bahaya sehingga harus bagaimana building code-nya, kami mohon kepada pemerintah daerah perlu cek audit bangunan penting, tempat vital seperti sekolah, rumah sakit, puskesmas apakah sudah memenuhi standar bangunan tahan gempa,” tambah Rita, sapaan akrabnya.
Sebelum ada gempa, ia mengaku dalam dua bulan ini telah melakukan survey dengan menyiapkan skenario terburuk, mulai dari Pacitan, Banyuwangi, sampai Madura, jadi kekuatan gempa di Jawa Timur mencapai 8,7 SR di lokasi yang hampir sama dengan yang kemarin. Ia bersama tim akan melanjutkan survey di Jawa Timur sampai pertengahan tahun karena produk yang dihasilkan tidak sedikit dan wilayah yang akan dipetakan juga luas, tidak bisa selesai dalam satu atau dua hari.
“Meskipun masih belum bisa diprediksi, kami akan tetap melakukan riset untuk memprediksi kapan datangnya gempa, ternyata kalau kekuatannya kurang dari 5 SR itu lumayan lah, sering cocok tapi kalau kekuatannya lebih dari itu banyak tidak cocoknya jadi harus dikaji lagi. Bantuan yang kami berikan bukan berupa bantuan fisik namun kami akan memberikan bantuan berupa rekomendasi dalam bentuk peta atau kajian,” lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Malang menyampaikan terima kasih atas kedatangan kepala BMKG ke wilayah yang terdampak gempa di Kabupaten Malang. Ia menjelaskan bahwa ada beberapa desa dari 13 desa yang secara keseluruhannya hampir merata jumlah masyarakat yang terdampak seperti bangunan rusak berat, sedang, dan ringan. Jumlahnya tidak kurang dari 2.623 rumah, ⅓ dari jumlah tersebut kondisinya tidak memungkinkan untuk ditempati.
“Tentunya kehadiran beliau ini sangat berarti bagi kami utamanya pemerintah daerah, mengingat BMKG juga akan melakukan riset/survey secara fakultatif di 3 kecamatan, saya berharap Muspika bekerja sama dengan BPBD bisa membantu kebutuhan yang diperlukan oleh tim survey dari BMKG agar segera dikeluarkan rekomendasi didalam proses melakukan pemulihan, karena ada wilayah cluster yang dimungkinkan tidak boleh dibangun harus dipindahkan, secara teknis himbauan atau informasi yang akan disampaikan oleh BMKG lalu diteruskan oleh pemerintah daerah. Atas nama Pemerintah Kabupaten Malang, saya menyampaikan permohonan maaf jika saat ini kami tidak bisa memberikan jamuan yang berlebih, tetapi kami berharap rekomendasi valid yang Ibu berikan bersama tim, akan siap kami penuhi apapun yang dibutuhkan,” ucap Wakil Bupati Malang. ( * )