Jatim Mulai Antisipasi Varian Baru Covid-19
SURABAY,SKO.COM– Varian baru Covid-19 yang muncul di berbagai negara di dunia mulai diantisipasi oleh banyak pihak. Bahkan, mutasi virus baru itu juga mulai terdeteksi oleh BNPB sudah masuk ke Indonesia. Untuk itu, Pemprov Jatim kini mulai mengantisipasi masuknya varian baru Covid-19 tersebut.
Upaya antisipasi itu disampaikan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat rapat melalui rapat virtual dengan Mendagri, Menhub, Menag, BNPB, Wamenkes, Senin (3/5/2021). Dalam rapat, Khofifah didampingi Wagub Emil Elestianto Dardak mewakili, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta dan Kajati Jatim Muhammad Dhofir.
Khofifah pun mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo terkait larangan mudik. Hal itu, kata dia, juga menjadi upaya menekan penyebaran Covid-19 yang kini mulai melandai. Di antaranya dengan memperketat penyekatan jalur antar kota dan antar provinsi di perbatasan dengan melibatkan unsur TNI dan Polri.
Dalam mengantisipasi masuknya virus Covid-19 baru dari luar negeri, ia juga telah menginstruksikan pada jajaran Forkopimda Jatim untuk memantau Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kembali ke Jawa Timur. Upaya yang dilakukan dengan swab saat PMI tiba di bandara.
Dilanjutkan isolasi atau karantina selama dua hari di Asrama Haji Surabaya. Bagi yang has swabnya positif langsung akan dirujuk di RS Lapangan Indrapura Surabaya. Swdabgkan yang negatif bisa kembali ke daerah masing-masing dan kembali menjalani karantina yang difasilitasi pemkab atau pemkot hingga tiga hari sebelum bisa kembali ke rumah.
Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak menambahkan, update dari Kemenkes memang di berbagai negara mengalami kenaikan jumlah kasus Covid-19. “Di beberapa daerah di Indonesia juga mengalami kenaikan kasus. Saat ini Jatim memang belum menunjukkan kenaikan yang menjadi kekhawatiran. Tapi kita tidak boleh lengah, apalagi ada varian baru dari Afrika Selatan, India, dan dari Inggris. Kita harus benar-benar waspada karena sudah mulai muncul di Indonesia,” ungkapnya.
Terkait antisipasi arus mudik, Emil juga menyebutkan pelaksanaan pengetatannya akan dimulai tanggal 6-17 Mei 2021. “Karena pada esensinya walaupun pembatasan tanggal 6-17 Mei 2021, sebenarnya arus mudik awal yang terjadi sebelum tanggal 6 ini juga harus diwaspadai,” ujarnya.
Selain itu, Emil juga mengimbau pada jajarannya akan pergerakan masyarakat. “Termasuk pusat perbelanjaan yang perlu proses monitoring dan penindakan tegas apabila terjadi kerumunan yang melebihi kapasitas yang diperbolehkan,” pungkasnya ( * )