Ekonomi

Kemenkeu Perkuat Implementasi APBN Dan Dorong Sinergi Kebijakan Ekonomi

Share Berita:

JAKARTA, SKO.COM – Perekonomian domestic terus melanjutkan pemulihan seiring dengan tingkat kesehatan masyarakat yang terus membaik. Sinyal pemulihan ekonomi ini ditandai dengan kembalinya tingkat kepercayaan masyarakat ke level optimis sebesar 101,5%, jauh melampaui periode awal pandemi pada 2020 yang lalu.

Indeks Penjualan Ritel menunjukkan keberlanjutan pemulihan konsumsi masyarakat pada Maret dan April 2021, secara umum ditopang oleh peningkatan konsumsi pada seluruh kelompok, termasuk penjualan mobil ritel mencatatkan pertumbuhan yang sangat tinggi, sebesar 227,6 % dibandingkan dengan tahun lalu yang mengindikasikan perbaikan tingkat konsumsi kelas menengah.

“Kita semua harus menjaga momentum dan pada saat yang sama tetap waspada terhadap resiko yang selalu terjadi secara dinamis. Setiap proyeksi ada catatannya dan setiap optimisme ada kewaspadaan” ujar Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi Pers APBN KITA edisi Mei 2021, Selasa (25/05/21).

Sri Mulyani menambahkan bahwa realisasi di bidang perlindungan sosial dan ekonomi dalam Program PEN telah berhasil menciptakan 2,61 juta lapangan pekerjaan dalam kurun waktu September 2020 hingga Februari 2021.

Kerja keras APBN melalui belanja negara terus dijaga untuk mendorong momentum pemulihan ekonomi, sehingga momentum ini dapat dimanfaatkan untuk lebih mendorong pendapatan negara yang mulai membaik. Realisasi Belanja Negara sampai dengan akhir April 2021 mencapai Rp 723,0 triliun atau 26,3% APBN 2021, tumbuh signifikan sebesar 15,9 %. Realisasi belanja negara terdiri dari belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp 489,8 triliun dan TKDD sebesar Rp 233,2 triliun.

Selain itu, realisasi pembiayaan hutang hingga April telah mencapai Rp 410,1 triliun dari Rp 1.177,4 triliun, angka ini tumbuh 80,83% dibandingan dengan realisasi pada April 2020.
“ Pembiayaan utang ini diperluakan untuk membiayai seluruh belanja negara termasuk juga untuk penanganan Covid-19 dan juga untuk menutup jika terjadi adanya defisit APBN. Hal ini sejalan dengan upaya Pemerintah untuk menjaga defisit anggaran agar tidak semakin membengkak dari anggaran yang ditetapka yakni 5.7 % atau sama dengan Rp 1.006,4 Triliun” papar Sri Mulyani.

Selain sebagai pembiayaan kebutuhan, pembiayaan ini juga untuk investasi. Hingga April ini tercatat Rp 19,6 triliun telah digunakan untuk pembiayaan investasi. Sedangkan pemberian pinjaman meningkat 2,3% menjadi Rp 371,77 triliun.


Share Berita:
Tags
Show More

Related Articles

Back to top button
Close
Close