BNNK Gresik Gandeng Pensosmas Jatim Berikan Penguatan kader
GRESIK,SKO.COM– Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Gresik menggandeng Penyuluh Sosial Masyarakat (Pensosmas) Provinsi Jatim untuk memberikan penguatan kepada kader teman sebaya. Kegiatan yang dilaksanakan di hotel Front One Gresik itu dikemas dalam bentuk dialog interaktif dan diikuti 10 orang peserta.
Mereka merupakan remaja perwakilan Karang Taruna dari beberapa desa yang menjadi pilot program di kabupaten Gresik. Diantaranya, Desa Sidowungu, Desa Sidojangkung, Desa Hulaan, dan Desa Menganti dari Kecamatan Menganti, serta Desa Lowayu Kecamatan Dukun.
Selama 10 kali pertemuan, para remaja tersebut diberi pembekalan guna pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Dalam pertemuan tersebut, BNNK Gresik mengundang anggota Pensosmas Jatim, Sri Hariani Murti untuk memberikan materi tentang assertivenes remaja.
“Pendekatan asertif dapat mengembangkan kepercayaan diri dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang harga diri kader teman sebaya nantinya, serta mereka dapat tegas menolak segala tawaran negatif terutama narkoba,” ujar Sri Hariani Murti, Rabu (16/6/2021).
Selain dari Pensosmas Jatim, BNNK Gresik juga mengundang Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, dr Ummi Khoiroh Kepada para remaja yang mengikuti kegiatan tersebut, dr Ummi berharap agar mereka dapat bergerak di lingkup desanya masing-masing, berkoordinasi, dan berkolaborasi dengan pemuda desa lainnya serta stakeholder terkait.
Penyuluh Narkoba Ahli Muda BNNK Gresik dan Subkoordinator Bidang P2M BNNK Gresik, Basuki Risdiyanto, menjelaskan, saat ini penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja makin meningkat. Berdasarkan data, kelompok masyarakat yang paling rawan terpapar penyalahgunaan narkoba adalah mereka yang berada pada rentang usia 15-35 tahun atau generasi milenial.
“Sebagai langkah preventif terhadap penyalahgunaan narkoba, BNN menyusun alat ukur ketahanan diri anti narkoba, yaitu Anti Drugs Scale (ADS) yang dapat digunakan sebagai instrumen pemetaan kondisi masyarakat Indonesia dalam kemampuan mengendalikan diri dan menolak untuk terlibat serta terpengaruh dalam penyalahgunaan Narkoba. Alat ukur ADS terdiri dari tiga dimensi, yaitu self regulation, assertiveness, dan reaching out,” jelas Basuki.
Dia melanjutkan, ketahanan diri anti narkoba merupakan kemampuan individu untuk mengendalikan diri, menghindar, dan menolak segala bentuk penyalahgunaan narkoba. Sedangkan self regulation adalah kemampuan untuk mengontrol impuls, emosi, dan pengaruh lingkungan terhadap diri.
“Sebagai upaya mewujudkan remaja yang menjadi role model bagi teman sebaya lainnya baik dalam sikap maupun kepribadian untuk bersih dari narkoba, BNNK Gresik menggelar kegiatan Dialog Interaktif Remaja ini,” terangnya. ( * )