Dampak Pandemi Covid-19 dan PPKM, Pengusaha Percetakan di Lamongan Sepi Order
LAMONGAN,SKO.COM – Sejak adanya pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sejumlah pelaku usaha mengaku mengalami penurunan omset. Salah satunya dialami pelaku usaha percetakan yang ada di Kabupaten Lamongan.
Taufik Zein pemilik usaha percetakan spesialis cetak undangan Nirwana Digital Print mengatakan selama pandemi Covid-19 usahanya mengalami penurunan omset jika dibandingkan dengan sebelum adanya pandemi. Bahkan dirinya terpaksa mengurangi jumlah karyawannya, untuk bisa tetap beroperasional dalam menjalankan usahanya.
“Sejak pandemi Covid-19, omset usaha menjadi turun hingga 60 persen, dan terpaksa juga kita mengurangi jumlah karyawan,” kata Taufik Zein. Sabtu (07/08/2021).
Menurutnya, penurunan omset itu dipengaruhi adanya pandemi Covid-19 dan diperparah lagi dengan adanya PPKM level 4. Dimana pemberlakuan PPKM sendiri membuat aktivitas masyarakat dibatasi, salah satunya larangan atau pembatasan tersebut berlaku untuk kegiatan pernikahan maupun khitanan.
“Kalau pun dilakukan, syaratnya ketat dan maksimal dihadiri 15 orang saja. Dengan adanya pembatasan tersebut, maka setiap masyarakat yang akan menggelar hajatan pernikahan maupun khitanan rata-rata tidak menyebar surat undangan,” terang pemilik usaha percetakan di Jalan Sunan Giri Lamongan.
Di masa pandemi Covid-19, masyarakat Lamongan banyak dari mereka yang terpapar tidak terselamatkan atau meninggal. Akibatnya, pesanan yang meningkat di masing-masing perusahaan percetakan justru pesanan buku Yasin. Buku yang akan dipergunakan untuk tahlilan di rumah duka baik karena positif terkonfirmasi Covid-19 maupun oleh sebab lainnya.
“Malah yang banyak pesan adalah buku Yasin. Sebagian kecil ada yang pesan spanduk, baliho yang isinya tentang himbauan ataupun yang berkaitan dengan kegiatan penanganan Covid-19,” katanya.
Hal yang sama juga dirasakan pemilik usaha percetakan Gudang Budi Digital printing Wahyudi Kurniawan, dia mengaku untuk bisa tetap bertahan di masa pandemi pihaknya melakukan rotasi karyawan dengan pembagian waktu.
Dengan jumlah 15 karyawan, Wahyudi terpaksa melakukan pembagian waktu kerja pada karyawan. Dengan dibagi separuh dari total karyawan yang dimiliki, setiap karyawan kerja satu minggu masuk 3 kali kerja.
“Alhamdulillah tidak sampai mengurangi jumlah karyawan, tapi saya bagi waktu kerjanya. Kita rolling seminggu masuk 3 kali,” jelasnya.
Wahyudi menambahkan selama pandemi dan pemberlakuan PPKM, nyaris aktivitas kegiatan masyarakat menjadi berkurang. Bahkan memasuki bulan Agustus yang biasanya sudah mulai banyak order dengan pembuatan banner dan backdrop acara Agustusan, untuk saat ini sepi order masuk.
“Sejak dua tahun pandemi ini, orderan menjadi berkurang. Biasanya setiap kegiatan ada bannernya, bahkan bulan kegiatan agustusan sekarang sepi belum ada file masuk,” ucapnya.
Untuk itu, pihaknya berharap pandemi Covid-19 bisa cepat berlalu sehingga semua bisa kembali normal seperti sediakala dan perekonomian masyarakat kembali bangkit tidak sampai terpuruk. (bis)