Wasit Badminton Olimpiade Tokyo 2020 : Belajar Itu Pangkal Kesuksesan
SURABAYA,PEWARTAPOS.COM – Guru SD Negeri Sawunggaling 1, Kota Surabaya, Jatim, Qomarul Lailah, berbagi pengalaman saat terpilih menjadi wasit perempuan di ajang Olimpiade Tokyo 2020 pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021. “Awalnya saya tidak tertarik menjadi wasit lantaran tidak memahami olahraga badminton,” kata Qomarul Lailah, Minggu (22/08) saat menceritakan pengalamannya saat kali pertama menjadi wasit di Surabaya.
Namun, setelah mendapatkan cukup banyak pengetahuan, Lia sapaan akrab, Qomarul Lailah menjadi tertarik untuk mencoba ikut pelatihan dan menjalani ujian tingkat provinsi. Hasilnya, ibu dua anak lulus, dan kelulusannya itu tak lantas membawa Lia begitu saja menjadi wasit profesional.
“Sampai para pemain berteriak kok begitu wasitnya, ada yang bilang ini wasit lulusan mana harus sekolah wasit lagi. Lalu dengan tetap optimistis, saya terus belajar hingga saya terus membaca buku berjudul Law of Badminton. Buku itu memang segala aturan dan instruksi dalam Bahasa Inggris,” ujarnya.
Dari situ lah perempuan kelahiran Surabaya 24 September 1977 ini terus berjuang mengikuti berbagai ujian nasional di berbagai ajang. Seiring perjalannya, Lia semakin melejit dalam dunia perwasitan. Namun begitu, ia tak melupakan kewajibannya menjadi pendidik SD mata pelajaran Bahasa Inggris.
Menariknya, Lia menjelaskan seluruh ilmu yang diperolehnya, juga diimplementasikan di sekolah tempatnya mengajar. Ia pun mengaku anak-anak tersebut selalu dilatih selalu agar selalu disiplin, percaya diri dan pantang menyerah. Menurut dia, itu yang menjadi poin pentingnya dalam meraih kesuksesan. Ia berbagi cerita selama bertugas di Tokyo, disela-sela waktu iapun masih bisa mengajar dengan daring tiap hari dengan pengaturan, kalau tugas wasit pagi ngajar daringnya sore, kalau wasitnya sore ngajarnya pagi.
Dirinya bisa bangga disejajarkan dengan wasit dunia yang lebih senior mengingat saya baru lulus BWF Certificated tahun 2017, sedangkan penugasan akhir tahun 2018. Pesannya wasit harus lebih meningkatkan kemampuan diri saya dlm hal memimpin pertandingan agar tetap mendapatkan kepercayaan yang lebih lagi dari berbagai pihak di federasi badminton dunia (BWF).
“Sebagai guru ke depannya ingin lebih meningkatkan keprofesionalan diri agar dapat mengantarkan siswa-siswa saya lebih percaya diri dan bisa berprestasi mendunia khususnya dalam bidang bahasa Inggris atau bidang yang lainnya sesuai kemampuan mereka” pesan Lia. ( * )