Uncategorized

Mendikbudristek Serap Aspirasi Pendidikan Tinggi Di Jambi, Pastikan MBKM Berjalan

Share Berita:

JAMBI, SKO.COM – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, melakukan kunjungan di Provinsi Jambi, Selasa (21/09/21).  Salah satu agenda dalam kunjungan kerja ini adalah untuk memastikan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berjalan lancar.

Pada kunjungan hari pertamanya, Mendikbudristek mengunjungi Universitas Jambi (Unja) untuk mendengar aspirasi sekaligus berdiskusi dengan pemangku kepentingan pendidikan tinggi se-Provinsi Jambi, baik negeri maupun swasta.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Aula Gedung Rektorat Unja tersebut, Menteri Nadiem mengapresiasi atas pencapaian perguruan tinggi di Jambi yang masuk dalam partisipan terbesar ketiga dalam program MBKM.

Menurut Menteri Nadiem, kegiatan MBKM bukanlah hal mudah bagi universitas, karena ada pengorbanan yang dilakukan sebab mahasiswanya belajar di luar prodi bahkan di luar kampus selama tiga semester.

“Dengan memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kampus selama tiga semester, upaya keras dari program studi dituntut untuk mendukung kelancaran program,” tutur Menteri Nadiem.

Menteri Nadiem mengingatkan, mahasiswa yang mengikuti program Kampus Merdeka wajib diterima di program studi yang sudah disetujui oleh Direktorat Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek). Begitupun dengan kelulusan, mahasiswa yang mengikuti program ini jangan sampai tertunda kelulusannya.

Partisipasi mahasiswa dan dosen dalam program Kampus Merdeka, membuka kesempatan bagi keduanya untuk mengerti dunia di luar akademisi. Mendikbudristek menyampaikan, partisipasi mahasiswa dalam sebuah proyek menjadi pemicu agar berkembangnya nalar kritis di pendidikan tinggi. Keterlibatan dan kolaborasi adalah beberapa perubahan yang menjadi fokus dalam Kampus Merdeka.

“Sudah tidak zamannya, mahasiswa dapat ceramah di kelas lalu ujian. Partisipasi dalam proyek bisa menjadi identitas universitas tersebut, karena kita ingin sebanyak mungkin industri hijrah ke kampus,” tuturnya.

Selain berbicara tentang Kampus Merdeka, Menteri Nadiem juga melakukan serap aspirasi dari sivitas akademika pendidikan tinggi di Jambi. Pembantu Rektor Tiga Bidang Kemahasiswaan Universitas Batanghari, Sugiarno, mengemukakan bagaimana sulitnya perguruan tinggi swasta (PTS) untuk mendapatkan mahasiswa, terutama di kondisi pandemi Covid-19. Dalam kesempatan tersebut, ia berharap Mendikbudristek dapat mengeluarkan regulasi terkait penerimaan mahasiswa baru di PTS.

“Kalau di PTN ada ujian mandiri, kalau kami (PTS) sulit sekali. Sekarang seluruh PTS mengalami penurunan jumlah mahasiswa. Jadi kami minta regulasi terkait hal tersebut,” keluh Sugiarno.

Menjawab masukan tersebut, Mendikbudristek mengatakan, penerimaan mahasiswa baru di PTN didasarkan pada rasio dosen dan mahasiswa. Selama rasio tersebut terpenuhi, maka sebenarnya tidak menyalahi aturan. Namun demikian, Menteri Nadiem menyampaikan, masalah pengelolaan PTS dengan sumber daya yang kecil dapat diatasi dengan konsolidasi dan kerja sama antar PTS.

Jawaban Menteri Nadiem terkait PTS ini didukung juga oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam. Ia menjelaskan, Kemendikbudristek mendukung PTS dapat menjadi lebih besar dengan merger atau konsolidasi. Ia menyebut, Kemendikbudristek menyediakan alokasi anggaran Rp30 miliar untuk hibah konsolidasi atau perkawinan PTS.

Nizam menjelaskan, program MBKM mendukung terjadinya perkawinan masal baik antar perguruan tinggi maupun antara perguruan tinggi dengan industri. Program ini, jelas dia, memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa dan dosen tentang kondisi perguruan tinggi di wilayah lain. “Jadi mahasiswa PTS di Jambi bisa ke Unja, atau mahasiswa Unja bisa ke Eropa. Jadi kesempatan untuk saling kenal dan berkolaborasi semakin besar,”pungkasnya.


Share Berita:
Tags
Show More

Related Articles

Back to top button
Close
Close