Ekonomi

Jadikan RI Produsen Udang Terbesar Di Dunia, Menteri Kelautan Gandeng PT

Share Berita:

JAKARTA, SKO.COM – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menilai pentingnya dukungan Perguruan Tinggi (PT) dalam mewujudkan  pembangunan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang berkelanjutan dan maju.

Menteri Trenggono menyampaikan bahwa Perguruan tinggi memiliki kemampuan di bidang riset dan menghadirkan sumber daya manusia yang unggul. Hal tersebut disampaikan Menteri Trenggono saat bertemu Rektor Universitas Riau (UNRI) Prof. Aras Mulyadi dan Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Dr. Agung Dhamar Syakti di Kantor KKP, Jakarta Pusat, Kamis (30/9/21).

“Perguruan tinggi tentu punya peran penting khususnya dalam hal riset. Saya berharap riset yang paling bagus itu dilakukan di perguruan tinggi,” ujar Menteri Trenggono.

Riset yang paling dibutuhkan saat ini menurutnya ada di perikanan budidaya. Subsektor ini merupakan masa depan ketahanan pangan dan pendorong pertumbuhan ekonomi nasional, sebab penangkapan di alam harus dibatasi untuk menjaga ekosistem laut tetap lestari.

Menjaga laut tetap sehat menjadi keharusan demi kelangsungan makhluk hidup di bumi. Lautan menjadi penyuplai oksigen terbesar dan laut berperan menjaga kestabilan suhu dan iklim dunia.

Menteri Trenggono menjelaskan, untuk itu dua dari tiga program terobosan KKP periode 2021-2024 bermuara pada perikanan budidaya. Yaitu pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan dan pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya air tawar, payau, dan laut berbasis kearifan lokal.

“Di dalam budidaya ini, salah satu kunci itu adalah pakan. Ini yang saya minta peran perguruan tinggi, bagaimana melakukan substitusi pakan. Mudah-mudahan UNRI dan UMRAH bisa berhasil melakukan substitusi pakan,” ungkapnya.

Riset juga bisa menjurus ke komoditas-komoditas perikanan budidaya yang potensi pasar dan nilai jual tinggi. Meliputi udang, lobster, kepiting, dan rumput laut. Nilai udang di pasar dunia misalnya, berdasarkan data tahun 2020 di angka USD23,24 miliar. 

Pemerintah menargetkan produksi udang nasional pada 2024 menjadi 2 juta ton per tahun dari yang saat ini masih di bawah angka 1 juta. Hal ini mengacu pada tingginya kebutuhan pasar dan potensi yang dimiliki Indonesia. Tercatat lebih dari 247 ribu hektare tambak di Indonesia namun produktivitasnya belum optimal.

“Ini angka yang sangat besar, harusnya kita menjadi produsen udang terbesar di dunia. Tapi karena produktivitasnya hanya 0,6 per hektare padahal best practice mencapai 40 ton per hektare,” paparnya.


Share Berita:
Tags
Show More

Related Articles

Back to top button
Close
Close