Gubernur Khofifah Pimpin Misi Dagang Kelima dengan Provinsi Maluku
MALUKU, SKO.COM – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama Gubernur Maluku, Irjen Pol (Purn) Drs. Murad Ismail, Kamis (02/12/2021) melakukan penandatanganan kerjasama Misi Dagang dan Investasi.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel The Natsepa Hotel & Resort, Salahutu, Maluku disaksikan kurang lebih 200 pengusaha dari Jatim dan Maluku. Misi Dagang dan Investasi di Maluku ini merupakan kelima kalinya sejak Program Misi Dagang dilakukan Pemprov Jatim tahun 2011.
Gubernur Khofifah dalam sambutannya mengatakan, sampai dengan 10 November, perdagangan antara Jawa Timur dan Maluku nilai transaksi dari Jawa Timur ke Maluku mencapai Rp 251 miliar, sementara proses transaksi dari Maluku ke Jawa Timur Rp 2,4 miliar.
Diakuinya, adanya kegiatan misi dagang ini banyak sekali pedagang-pedagang dari Jawa Timur yang terfasilitasi. Dari Maluku mereka bisa membawa sejumlah komoditas atau bahan baku, seperti kopra, rempah-rempah, ikan dan lainnya.
Lebih lanjut Gubernur Khofifah menjelaskan, Indonesia memiliki 32 rute Tol Laut. Dari jumlah tersebut, 27 diantaranya basisnya ada di Surabaya. “Adanya misi dagang dengan Maluku dan provinsi lain di Indonesia Timur, Jawa Timur ikut memberikan kepastian kemudahan dan konektivitas. Saya sedang melakukan finalisasi dengan teman-teman yang ada di dalam asosiasi. Agar potensi tersebut bisa dimaksimalkan pemanfaatannya,” terangnya
Disampaikannya, ekonomi Jawa Timur selama ini tumbuh ditopang dari UMKM, maka membangun koneksitas antara UMKM di Jawa Timur dengan market dan akses baik didalam dan luar negeri sangat penting.
Kekuatan ekonomi Jawa Timur adalah berasal dari perdagangan antar pulau dan antar provinsi. Saat ini paling tidak triwulan ketiga export Jawa Timur ke luar negeri masih defisit Rp 49 triliun, tapi perdagangan antar pulau dan antar provinsi kurang lebih senilai Rp 174 triliun.
Indonesia yang memiliki penduduk 270 juta, 40,6 juta diantaranya adalah ada di Jawa Timur. Bandingkan dengan Singapura yang hanya 5 juta, maka warga Jawa Timur delapan kali lipatnya dengan warga Singapura. “Potensi yang dimiliki Jatim ini sangat besar. Dan kami yakin bisa melakukan yang terbaik,” terangnya.
Untuk diketahui, data Disperindag Jatim menyebutkan, nilai total neraca dagang pada tahun 2020 yang dibangun antara Jatim dan Maluku mencapai Rp 2,67 triliun dengan kontribusi dari Jatim ke Maluku senilai Rp 2,43 triliun sedangkan kontribusi dari Maluku ke Jatim senilai Rp 251,14 miliar. Proses kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan neraca dagang antara kedua daerah.
Ekonomi Jawa Timur memiliki kharakteristik yang berbeda dengan Maluku, Jatim didominasi oleh sektor industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian. Sedangkan Maluku didominasi oleh sektor perikanan, peternakan, perkebunan, pertanian, dan pariwisata. Perbedaan karakteristik ini memungkinkan kedua provinsi untuk bekerjasama dan saling mengisi serta bersinergi untuk mendorong kinerja ekonomi bagi kedua provinsi yang selanjutnya juga memberikan dampak positif terhadap kinerja ekonomi Nasional. ( * )