Badan Pangan Nasional Disahkan, Pamor Pangan Lokal Ingin Ditingkatkan
JAKARTA,SKO.COM – Badan Pangan Nasional (BPN) telah disahkan Presiden Joko Widodo melalui Perpres 66/2021. Berbagai permasalahan pangan diharapkan bisa dikoordinasikan dari lembaga baru ini. Salah satunya pamor pangan lokal sebagai keanekaragaman pangan terus ditingkatkan konsumsinya di masyarakat.
Indonesia memiliki aneka ragam pangan lokal yang terus ditingkatkan eksistensi, pamor dan konsumsinya di masyarakat. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) telah merancang 6 pangan lokal yang terdiri dari talas, sagu, jagung, singkong, pisang dan kentang.
Seiring dengan ditetapkannya Badan Pangan Nasional sebagai lembaga pemerintah yang mengatur pemerintahan bidang pangan, otomatis tupoksi Badan Ketahanan Pangan terintegrasi dalam BPN, tak terkecuali dengan diversifikasi (penganekaragaman) pangan dari pangan lokal tersebut.
“BPN sudah disahkan, kami berharap sagu (dan pangan lokal lainnya), bisa dibangunkan menjadi pangan pokok Indonesia disamping beras, ” ungkap Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, BKP Kementan, Ir. Yasid Taufik, MM saat Webinar “Sagu, Pangan Lokal Sehat Kaya Manfaat” yang digelar BKP Kementan, Rabu (25/08).
Diakui Yasid, sebagai pangan lokal sebenarnya sagu seperti raksasa tidur dan harus dibangunkan agar berperan besar dalam ketahanan serta kemandirian pangan Indonesia. Yasid menghitung, konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia adalah 96 kg/orang/tahun. Sedangkan konsumsi sagu hanya 0,3 kg/org/tahun.
“Jika 6 kg per tahun nya saja orang beralih ke sagu, sehingga beban pertambahan luas areal untuk padi bisa ditekan (tidak perlu penambahan areal lahan padi) seluas 1.5 juta hektar lahan sawah, ” bebernya. Dengan berkurangnya 1,5 juta hektar sawah dan disubtitusi oleh sagu, Yasid optimis ketahanan pangan akan terjaga.
Yasid menambahkan, prosesing sagu menjadi bahan pangan pokok seperti beras membutuhkan kerjasama berbagai pihak, mulai dari petani sagu untuk ketersediaan sagu, pengolahan sagu, bahkan UMKM olahan sagu.
Untuk menguatkan aksesibilitas pangan lokal bagi masyarakat, BKP sendiri telah memiliki Gerai Pangan Lokal di beberapa provinsi. Gerai ini juga menjadi bagian strategi pengembangan UMKM pangan lokal dan membuat masyarakat lebih sehat dan produktif dengan konsumsi pangan yang beragam. ( * )