BLITAR, PEWARTAPOS.COM – Pemerintah Desa (Pemdes) Rejowinangun Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar mengadakan kirab budaya bersih Desa dengan tujuh rangkaian kegiatan. Acara berlangaung di Aula Desa Rejowinangun. Rabu 7/06/2023
Mengingat jatuhnya hari Rabu Wage pada, 7 juni 2023 adalah Cikal Bakal Balai Desa Rejowinangun. Pemerintah Desa Rejowinangun mengadakan kirab budaya dengan tujuh rangkaian kegiatan yakni, Jaranan, tahlil Perempuan, Genduri masal, Ruwatan Murwakala, Khotmil Quran dan Wayang Kulit.
Kepala Desa Rejowinangun Bhagas Wigasto mengatakan, bersih Desa ini merupakan tradisi turun temurun dalam kebudayaan masyarakat Jawa. Sementara, ritual bersih Desa telah dilakukan mulai berabad-abad lamanya.
“Bersih desa merupakan wujud bersatunya manusia dengan alam. Bersih Desa dapat di artikan sebagai wujud rasa syukur warga, sebuah desa atas apa yang diberikan tuhan kepada masyarakat Desa, baik dari hasil panen, kesehatan dan kesejahteraan,” katanya
Bagas menambahkan, acara ini berlangsung sekali dalam setahun. Artinya, pesan kepada masyarakat dalam kesenian jaranan yang digelar diacara bersih desa adalah menguri nguri atau memperkenalkan pentingnya budaya jawa.
Perlu diketahui, jumblah penduduk Desa Rejowinangun sebanyak 3800. “Seperti kita lihat dalam kesenian jaranan, masyarakat Desa kami bisa guyup rukun, ayem dan tenteram,” tandasnya
Sementara itu, Sutomo Ketua Jaranan Mego Budoyo asal Desa Rejowinangun Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar mengatakan, Jaranan ini bernama Singo Barong pertunjukan seni jaranan yang ditampilkan oleh sanggar seni pada acara bersih desa Rejowinangun. Tak hanya itu, Seni jaranan Mego Budoyo asal desanya juga memiliki tarian khusus.
“Tarian itu saya namaka Tarian Senterewe,” ucapnya
Lebih lanjut, dalam acara tersebut mengundang perhatian warga. Pasalnya, puluhan peserta kesenian jaranan tiba tiba tak sadarkan diri atau mengalami kesurupan.
Terlihat pada saat penampilan mereka yang kesurupan meraung raung seperti binatang buas yang kelaparan. Peserta yang kesurupan ini pun sempat membuat takut sejumlah warga yang menonton, meski begitu kejadian tersebut segera tertangani. Peserta kesurupan kembali sadar setelah sejumlah pawang menangani mereka.
“Pagelaran seni jaranan Mego Budoyo ini selain untuk memberikan hibuaran kepada masyarakat, juga untuk melestarikan budaya seni tradisional, terlebih Kabupaten Blitar ini juga terkenal akan budaya seni jaranannya,” paparnya
Terpisah, Lilis Herawati Anggota BPD Desa Rejowinangun menjelaskan, Bersih Desa ini menjadi kegiatan rutin yang diadakan setiap tahunnya dan menjadi tradisi turun-temurun. Lilis menyebut, Bersih Desa di Desa Rejowinangun memiliki makna untuk membersihkan diri dan menjauhkan dari mala petaka, maupun mara bahaya.
“Bersih Desa ini Kami selenggarakan dengan maksud nguri-uri Budaya Jawa, ini merupakan kegiatan sakral yang turun-temurun dari leluhur di wilayah kami,”pungkasnya. (dik)