SAMPANG, PEWARTAPOS.COM – Imbas musim kemarau berkepanjangan di Kabupaten Sampang, Pulau Madura, membuat sejumlah masyarakat kesulitan memperoleh air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Langkah tanggap darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang adalah harus bekerja keras melakukan droping air bersih ke sejumlah desa.
“Tiga kategori kekeringan yang menimpa Kabupaten Sampang, kering langka, kering terbatas, kemudian kering kritis. Saat ini kita menyesuaikan kebutuhan air bersih masyarakat. Dan kami memprioritaskan bantuan untuk kategori kering keritis,” ujar Mohammad Imam, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sampang, ditemui di ruang kerjanya, Rabu (6/9/2023).
Kering kritis adalah jarak sumber mata air sejauh 3 Km dan daerah seperti ini terdapat 62 Desa yang tersebar di 10 Kecamatan. Hanya ada 4 Kecamatan yang tidak mendapat pasokan air karena tidak masuk katagori kering kritis, yakni Kecamatan Camplong, Jrengik, Ketapang, dan Omben.
“Kita sudah merealisasikan droping air pada 62 Desa di bulan Agustus dan tiap desa memperoleh 2 tanki air bersih,” ujarnya.
Pada bulan September hingga Oktober, droping air akan dilakukan dengan memasok 3 tangki air pada tiap desa yang masuk katagori kering kritis.
Kabupaten Sampang juga memperoleh bantuan air bersih dari BPBD Provinsi Jawa Timur.
“Dari bantuan ini kita akan semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat, dan untuk pengirimannya kita tetap koordinasi dengan Camat dan Kepala Desa. Namun kewenangan menentukan lokasi droping air ada di Kepala Desa,” jelasnya.
Data kekeringan BPBD diperoleh dari kecamatan kemudian di tampung dan dibuatkan SK. “Pengajuannya tetap dari bawah, saya buat surat ke kecamatan, setelah itu data dari camat dikumpulkan dan saya buatkan SK, mana yang akan memperoleh bantuan droping air,” pungkasnya. (rud)