GRESIK, PEWARTAPOS.COM – Kabupaten Gresik, salah satu kota pesisir di wilayah utara Pulau Jawa memiliki sejarah panjang yang mewarnai Nusantara. Dikenal sebagai kota pelabuhan yang menjadi pintu masuk era kerajaan-kerajaan kuno, bahkan sejak abad 14, era Kerajaan Mataram lawas, era kemegahan Kerajaan Mojopahit, hingga saat ini setelah 77 tahun Indonesia merdeka. Gresik juga berperan penting dalam sejarah perkembangan agama Islam.
Di kota yang dikenal sebagai penghasil makanan khas yang bernama Pudak itu terdapat makam salah satu anggota Wali Songo yakni Sunan Giri. Selain itu juga ada penyebar agama Islam dari timur tengah yakni Syeh Maulana Malik Ibrahim.
Kabupaten Gresik memiliki luas sekitar 1.194 km², termasuk Pulau Bawean yang berada 150 km lepas Laut Jawa. Pada tahun 2020, penduduk kabupaten Gresik berjumlah 1.311.215 jiwa dengan kepadatan 1.098 jiwa/km2.
Pada awal kemerdekaan Indonesia, Kabupaten Gresik masih menjadi sebuah kawedanan dibawah Kabupaten Surabaya. Kemudian di era Presiden Soekarno-Hatta didirikan Pabrik Semen Gresik pada tahun 1953, sekaligus merupakan titik awal industrialisasi di Gresik.
Namun siapa sebenarnya pemimpin atau bupati pertama dari Kabupaten Gresik? Minggu (21/8/2022), bertempat di Penpopo Makam Kiai Toemenggoeng (K.T.) Poesponegoro Jalan Pahlawan 37 Gresik, digelar Hari Ulang Tahun (Haul) ke-303, Kiai Toemenggoeng Poesponegoro, Bupati Gresik I oleh Yayasan Keluarga Besar K.T. Poesponegoro yang dipimpin ketuanya K.Ng. Abu Hamirun, SH.
“Alhamdulillah Haul K.T.Poesponegoro Ke-303 kali ini dihadiri Bapak Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, SE, dimana bapak bupati ini sebenarnya juga keturunan dari leluhur kami, K.T. Poesponegoro dari garis turunan ibunda beliau,” papar K.Ng. H. Imron Arifin, Prof, DR, Drs, M.Pd, Ketua Yayasan Keluarga Besar K.T. Poesponegoro yang baru.
Kiai Toemenggoeng Poesponegoro sendiri memimpin Gresik pada era 1688-1718 seperti yang tertuang dalam Stamboom en Geslacht Register van de Regenten van Sidajoe en Grisse. “Kami keturunan K.T. Poeponegoro tentu berharap bisa meneruskan kepemimpinan dan perjuangan beliau untuk membawa Gresik makmur dan sejahtera,” kata Imron yang juga Guru Besar di Universitas Negeri Malang itu. (joe)