Daya Beli Turun, Komisi B DPRD Jatim Beri Solusi untuk Tim TPID
SURABAYA, PEWARTAPOS.COM- Komisi B DPRD Jatim menyatakan saat ini seluruh masyarakat terlilit harga beras. Menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Berujung pada deflasi selama tiga bulan berturut-turut. Ironisnya, impor beras terus bertambah, sampai mencapai 5 juta ton selama tahun 2024.
”Beberapa harga komoditas pangan saat ini juga mengalami kenaikan. Selain beras yang masih tetap mahal, jagung, dan gula mulai merambat naik. Begitu pula harga cabai, juga naik signifikan,” ujar juru bicara Komisi B DPRD Jatim, Aulia Hany Mustikasari, SE, MM
Hal itu dikemukakan saat Rapat Paripurna Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024 Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2025 di Gedung DPRD Jatim, Kamis ,14 November 2024
”Karena itu kami rekomendasikan dengan sungguh-sungguh, agar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) bekerja keras menghambat ke-liar-an inflasi maupun deflasi dampak harga beras tinggi,” ujarnya.
Namun demikian Komisi B DPRD Jatim menyatakan kita juga wajib bersyukur lagi, karena realitanya, produktifitas sektor pertanian bersama sektor ekonomi kreatif telah berhasil membawa pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diperkirakan bisa mencapai 5,24 persen secara year on year, pada akhir tahun.
“Tren pertumbuhan perekonomian yang positif merupakan prestasi masyarakat Jawa Timur,” ungkapnya.
Sampai triwulan ketiga tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 4,91% (yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional dan menjadikan Jawa Timur sebagai kekuatan ekonomi kedua di Pulau Jawa.
”Namun sebenarnya prestasi ekonomi oleh masyarakat masih bisa ditingkatkan manakala pemerintah provinsi bersama DPRD Provinsi Jawa Timur, bertekad meningkatkan fasilitasi, dan program bersifat karitatif,” ujar Aulia Hany Mustikasari, SE, MM. (zen)